Gaya Hidup
Kronologi Atlet Olimpiade yang Meninggal usai Dibakar Pacar
2024-09-06

Kisah Tragis Atlet Olimpiade Uganda yang Tewas dalam Tindakan Kekerasan

Dunia olahraga kembali dihebohkan dengan berita duka. Rebecca Cheptegei, seorang atlet atletik Olimpiade Uganda, telah meninggal dunia dalam tragedi yang mengguncang. Atlet berusia 33 tahun ini tewas setelah mengalami luka bakar yang parah akibat serangan dari pacarnya sendiri. Kematian Rebecca Cheptegei tidak hanya memberikan kesedihan bagi keluarga dan rekan-rekannya, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya memerangi kekerasan berbasis gender dalam dunia olahraga.

Tragedi Kebengisan yang Mengakhiri Karir Atlet Berbakat

Kisah Mengerikan Luka Bakar Rebecca Cheptegei

Menurut informasi yang dihimpun, Rebecca Cheptegei mengalami luka bakar yang parah di 80% tubuhnya akibat serangan dari pacarnya, Dickson Ndiema. Insiden ini terjadi pada Minggu, 1 September 2024, saat keduanya sedang terlibat dalam pertengkaran. Ndiema, yang juga mengalami luka bakar, membeli sekaleng bensin dan menyiramkannya pada Rebecca sebelum membakarnya.Rebecca kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Moi di Kota Eldoret. Dalam perawatan di rumah sakit, Rebecca dinyatakan telah dibius total. Sayangnya, organ tubuhnya tidak mampu bertahan dan ia akhirnya meninggal dunia pada Kamis, 5 September 2024 dini hari.Sementara itu, pacar Rebecca, Dickson Ndiema, masih dirawat di unit perawatan intensif dengan luka bakar di lebih dari 30% tubuhnya. Meskipun kondisinya membaik dan stabil, ia masih harus menjalani perawatan intensif.

Reaksi Orang Tua dan Pihak Terkait

Ayah Rebecca, Joseph Cheptegei, mengungkapkan kesedihannya atas kehilangan putri yang sangat suportif. Ia berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan menuntut agar pelaku, Dickson Ndiema, diproses secara hukum.Tragedi ini juga mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Federasi Atletik Uganda, Presiden Komite Olimpiade Uganda, Presiden Komite Olimpiade Internasional, Menteri Olahraga Kenya, dan bahkan Juru Bicara PBB. Mereka semua menyampaikan duka cita dan mengutuk tindakan kekerasan yang telah merenggut nyawa seorang atlet berbakat.Federasi Atletik Uganda menyatakan bahwa mereka sangat sedih atas kepergian Rebecca Cheptegei, yang secara tragis menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Mereka menyerukan agar keadilan dapat ditegakkan.Presiden Komite Olimpiade Uganda, Donald Rukare, juga menyebut serangan tersebut sebagai tindakan pengecut dan tidak masuk akal yang telah menyebabkan hilangnya seorang atlet hebat. Sementara itu, Menteri Olahraga Kenya, Kipchumpa Murkomen, menegaskan bahwa pemerintah akan memastikan keadilan yang berpihak pada korban.Ibu Negara Uganda, Janer Museveni, dan Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, juga menyampaikan rasa duka mereka atas kematian Rebecca Cheptegei. Mereka menyoroti bagaimana keikutsertaannya dalam Olimpiade Paris 2024 merupakan sumber inspirasi, kebanggaan, dan kegembiraan bagi banyak orang.

Panggilan untuk Memerangi Kekerasan Berbasis Gender

Tragedi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya memerangi kekerasan berbasis gender, khususnya di kalangan olahraga elit. Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyoroti budaya patriarki yang masih mendominasi masyarakat, membuat perempuan rentan terhadap tindak kekerasan.Menurut data UN Women, seorang perempuan atau anak perempuan dibunuh oleh pasangan intim atau anggota keluarga di suatu tempat di dunia setiap rata-rata 11 menit. Dujarric menyatakan bahwa pengingkaran hak-hak perempuan membuat masyarakat kurang damai, ekonomi kurang sejahtera, dan dunia kurang adil.Tragedi kematian Rebecca Cheptegei telah memicu aksi unjuk rasa oleh warga biasa di kota-kota di Kenya pada tahun ini. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Kenya 2022, empat dari 10 perempuan atau sekitar 41 persen perempuan Kenya yang berpacaran atau menikah pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan oleh pasangan mereka saat ini atau pasangan terakhir mereka.Kematian Rebecca Cheptegei menjadi peringatan keras bagi semua pihak untuk bersatu memerangi kekerasan berbasis gender dan memastikan lingkungan yang aman bagi atlet dan masyarakat pada umumnya. Upaya ini harus dilakukan di semua tingkat, mulai dari pemerintah, organisasi olahraga, hingga masyarakat, untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi semua.
More Stories
see more