Dalam lansiran terbaru dari Jakarta, PT BCA Digital, anak perusahaan dari Bank Central Asia (BCA), telah mengejutkan publik dengan isu tentang kemungkinan mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Namun, Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati, mengklarifikasi bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah memperkuat fundamental bisnis dan bukan IPO. Meskipun telah beroperasi selama sekitar lima tahun dan mencapai keuntungan, BCA Digital memilih untuk tetap berfokus pada pengembangan produk dan layanan yang inovatif serta efisien.
Pada tahun 2025, BCA Digital berkomitmen untuk terus mendorong inovasi melalui produk-produk yang relevan dengan kebutuhan nasabah. Perusahaan juga akan berusaha meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat menarik lebih banyak nasabah berkualitas dan meningkatkan jumlah transaksi. Selain itu, ekspansi kredit akan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, sambil terus mengembangkan dan memperluas skala ekosistem digitalnya melalui kolaborasi dengan mitra strategis. Strategi ini dirancang untuk memperkokoh fundamental perusahaan dan meningkatkan kinerja keuangannya.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa blu berhasil mencetak laba sebesar Rp100 miliar pada akhir tahun lalu. Ia mengungkapkan bahwa pencapaian ini sangat bermanfaat bagi BCA dalam mengembangkan anak perusahaannya di masa mendatang. Pencapaian tersebut juga memberikan kontribusi signifikan terhadap konsolidasi BCA dan diharapkan dapat terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.
Komitmennya terhadap inovasi dan peningkatan kualitas layanan menunjukkan bahwa BCA Digital bergerak maju dengan tujuan yang jelas. Dengan pendekatan hati-hati dan strategis, perusahaan ini berupaya memperkuat posisi pasar dan meningkatkan kinerja keuangannya tanpa harus terburu-buru melakukan langkah besar seperti IPO. Langkah-langkah ini diperkirakan akan membawa dampak positif bagi BCA Digital dan kontribusinya terhadap induk perusahaannya, BCA.