Tingkat inflasi utama bulan November di Tokyo mencapai 2,6%, menunjukkan kenaikan dari 1,8% di bulan Oktober. Inflasi inti, yang tidak termasuk biaya makanan segar, naik menjadi 2,2%, lebih tinggi dari ekspektasi jajak pendapat Reuters sebesar 2,1%. Ini dianggap sebagai indikator penting tentang tren inflasi di Jepang secara umum.
Angka inflasi di Tokyo secara luas dianggap sebagai indikator tren nasional. Ini memberikan wawasan penting bagi investor dan pengamat pasar mengenai kondisi ekonomi di Jepang.
Produksi industri Korea Selatan mengalami peningkatan sebesar 2,3% YoY di bulan Oktober. Ini merupakan pembalikan dari penurunan sebesar 1,3% di bulan September. Ini menunjukkan perkembangan positif dalam industri di Korea Selatan dan memberikan harapan bagi investor di sektor tersebut.
Peningkatan produksi industri ini juga memiliki implikasi untuk ekonomi Korea Selatan secara keseluruhan. Ini dapat mengarahkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik.
Alhasil, bursa Asia secara umum tampak dibuka lebih rendah. Kospi Korea Selatan memimpin kerugian di wilayah ini, turun 1,38%, sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq melemah lebih dari 1%. Nikkei 225 Jepang turun 0,72% setelah rilis data inflasi, dan Topix berbasis luas turun 0,50%. S&P/ASX 200 Australia turun 0,52%.
Namun, kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 19,455, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan HSI di 19,366.96. Ini menunjukkan perbedaan kondisi di Hong Kong dan Asia lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH(rev/rev)Saksikan video di bawah ini:Video: Jepang Naikkan Suku Bunga, Ekonomi Jepang Tumbuh 0,9%Next ArticleBursa Asia Dibuka Menguat, Indeks Topix Catat Rekor Tertinggi Lagi