Pasar
Dampak Kebijakan Fiskal Trump yang Ekspansif Terhadap Pasar Keuangan Global
2024-11-13
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan reaksi pelaku pasar keuangan terhadap kemenangan Donald Trump yang kembali terpilih sebagai Presiden AS dalam Pilpres 2024. Reaksi pasar yang paling kuat tertuju pada arah kebijakan fiskal Trump yang berpotensi sangat ekspansif, membuat imbal hasil atau yield US Treasury Tenor 10 tahun bergerak di level tinggi.

Kebijakan Fiskal Trump Menjadi Sorotan Utama Pasar Keuangan

Antisipasi Kebijakan Fiskal Ekspansif Trump

Pasar keuangan global memberikan reaksi yang kuat terhadap kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024. Fokus utama perhatian pasar adalah pada arah kebijakan fiskal yang akan diambil oleh pemerintahan Trump yang baru. Pelaku pasar mengantisipasi bahwa kebijakan fiskal Trump akan cenderung bersifat sangat ekspansif.Hal ini tercermin dari pergerakan imbal hasil atau yield US Treasury Tenor 10 tahun yang bergerak di level tinggi, yakni 4,4% per 5 November 2024. Kenaikan yield ini menunjukkan bahwa pasar memperkirakan adanya peningkatan belanja pemerintah dan defisit anggaran yang lebih besar di bawah kepemimpinan Trump yang baru.

Potensi Pemotongan Anggaran Belanja Negara

Meskipun demikian, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintahan Trump juga memiliki ambisi untuk memangkas anggaran belanja negaranya selama 10 tahun mendatang hingga sebesar US$ 1 triliun. Hal ini berarti pemerintah AS berencana untuk mengurangi belanja sebesar US$ 100 miliar per tahun.Namun, isu pemotongan anggaran belanja ini belum menarik perhatian yang signifikan dari para pelaku pasar ekonomi dunia. Hal ini dikarenakan imbal hasil UST 10 Tahun cenderung tetap bergerak di level tinggi, diiringi dengan penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang utama atau DXY.

Kebijakan Proteksionisme dan Penurunan Pajak Korporasi

Selain itu, pasar juga mengantisipasi beberapa kebijakan lain yang akan diambil oleh pemerintahan Trump yang baru, seperti penurunan pajak korporasi di AS dan penerapan proteksionisme perdagangan yang lebih ketat.Kebijakan penurunan pajak korporasi ini diprediksi akan mendorong penguatan dolar AS, karena akan menarik minat investor untuk berinvestasi di AS. Sementara itu, kebijakan proteksionisme perdagangan, seperti kenaikan tarif impor, juga diperkirakan akan berdampak pada penguatan dolar AS.Kebijakan proteksionisme ini tidak hanya akan ditujukan kepada Tiongkok, tetapi juga kemungkinan akan meluas ke negara-negara lain yang memiliki surplus perdagangan dengan AS, termasuk beberapa negara ASEAN seperti Vietnam.

Komitmen Rendah Terhadap Isu Perubahan Iklim

Selain itu, pasar juga mengantisipasi bahwa pemerintahan Trump yang baru akan memiliki komitmen yang rendah terhadap isu perubahan iklim. Hal ini juga turut mempengaruhi sentimen pasar dan mendorong penguatan dolar AS.Secara keseluruhan, reaksi pasar keuangan global terhadap kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024 menunjukkan bahwa pelaku pasar mengantisipasi adanya perubahan arah kebijakan ekonomi dan perdagangan yang cenderung lebih proteksionis dan ekspansif di bawah kepemimpinan Trump yang baru. Hal ini akan berdampak pada pergerakan imbal hasil obligasi, nilai tukar dolar AS, dan sentimen pasar secara umum.
More Stories
see more