Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Penantian Data Inflasi AS
2024-11-13
Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data inflasi AS yang akan dirilis malam ini. Pergerakan rupiah hari ini didorong oleh sentimen penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober, yang akan menjadi pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam memutuskan kebijakan suku bunga.

Mata Uang Domestik Berpeluang Menguat Jika Inflasi AS Sesuai Ekspektasi

Rupiah Menguat di Awal Perdagangan

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,22% di angka Rp15.740/US$ pada hari ini, Rabu (13/11/2024). Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan kemarin (12/11/2024) yang melemah 0,64%. Penguatan rupiah ini terjadi di tengah penurunan indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,09% menjadi 105,92 pada pukul 09:04 WIB, lebih rendah dari posisi kemarin yang berada di angka 106,02.Penguatan rupiah hari ini didorong oleh sentimen pasar yang menanti data inflasi AS yang akan dirilis malam ini. Pada hari ini, AS akan mengumumkan data inflasi inti (Core Inflation) dan tingkat inflasi tahunan, dengan ekspektasi masing-masing di angka 3,3% dan 2,6%. Angka ini akan menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Inflasi AS Menjadi Kunci Pergerakan Rupiah

Sebagai catatan, inflasi AS pada September 2024 mencapai 2,4% (year on year/yoy). Tingkat inflasi ini menjadi salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Bila inflasi ternyata lebih tinggi dari proyeksi, kemungkinan besar The Fed akan bersikap hawkish dan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.Kenaikan suku bunga AS akan berdampak pada penguatan dolar AS, terutama terhadap mata uang negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kenaikan dolar ini menjadi risiko bagi rupiah, mengingat kenaikan suku bunga AS sering kali diikuti oleh aliran dana yang keluar dari pasar negara berkembang.Oleh karena itu, data inflasi AS yang akan dirilis malam ini menjadi sangat penting bagi pergerakan rupiah ke depan. Jika inflasi sesuai dengan ekspektasi, maka rupiah berpeluang untuk menguat terhadap dolar AS. Namun, jika inflasi lebih tinggi dari proyeksi, maka dolar AS kemungkinan akan menguat, sehingga dapat memberikan tekanan pada rupiah.

Penguatan Rupiah Bergantung pada Kebijakan The Fed

Selain data inflasi, kebijakan The Fed juga menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, maka dolar AS akan cenderung menguat, sehingga dapat memberikan tekanan pada rupiah.Namun, jika The Fed mempertahankan suku bunga atau bahkan menurunkannya, maka dolar AS kemungkinan akan melemah, sehingga dapat memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi Indonesia, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.Oleh karena itu, para pelaku pasar akan sangat memperhatikan setiap langkah yang diambil oleh The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Keputusan The Fed akan menjadi salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah di masa mendatang.
More Stories
see more