Pasar
Pasar Saham Tetap Optimistis di Tengah Tantangan Ekonomi Domestik
2024-11-13
Meskipun terdapat berita kurang menggembirakan dari dalam negeri dan jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menunjukkan tren penguatan pada awal perdagangan sesi I Rabu (13/11/2024). Hal ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap positif di tengah berbagai tantangan.
Pasar Saham Tetap Kokoh di Tengah Gejolak Ekonomi
Penguatan IHSG di Tengah Sentimen Negatif
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,25% ke posisi 7.340,51. Meskipun sempat terpangkas menjadi 0,17% ke 7.334,74 dalam lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG tetap menunjukkan optimisme investor. Hal ini terjadi meskipun terdapat berita kurang menggembirakan dari dalam negeri, seperti penjualan ritel yang melambat, serta jelang rilis data inflasi AS terbaru yang berpotensi mempengaruhi pasar global.Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 995 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 98.145 kali. Angka-angka ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi di pasar saham, meskipun terdapat sentimen negatif.Perlambatan Penjualan Ritel Domestik
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penjualan eceran di Indonesia tampak kurang memuaskan. Realisasi per September 2024, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat 210,6 atau tumbuh sebesar 4,8% (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang tumbuh 5,8% yoy. Sedangkan pada prakiraan Oktober 2024, IPR tampak melandai menjadi 1% yoy.Secara bulanan, IPR berada di zona kontraksi yakni 2,5% (month-on-month/mom) pada September dari sebelumnya tumbuh 1,7% mom (Agustus 2024). Pada prakiraan Oktober 2024, IPR tampak kembali di zona kontraksi yakni di angka 0,5% mom.Penurunan penjualan ritel ini dapat menjadi sinyal bahwa konsumen semakin berhati-hati dalam pengeluaran, yang berpotensi memperlambat konsumsi domestik-komponen utama yang menopang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini juga akan berdampak pada berbagai sektor usaha, terutama perusahaan-perusahaan di sektor barang konsumsi yang mengandalkan permintaan domestik.Perhatian Pasar Tertuju pada Inflasi AS
Di sisi lain, perhatian pasar hari ini tertuju pada rilis data inflasi AS yang berpotensi menggerakkan pasar global. Pada malam hari ini, AS akan mengumumkan data inflasi inti (Core Inflation) dan tingkat inflasi tahunan, dengan ekspektasi masing-masing di angka 3,3% dan 2,4%.Sebagai catatan, inflasi AS pada September 2024 mencapai 2,4% yoy. Tingkat inflasi menjadi pertimbangan utama bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) dalam memutuskan kebijakan suku bunga. Bila inflasi ternyata lebih tinggi dari proyeksi ini, kemungkinan besar The Fed mulai mempertimbangkan untuk menahan suku bunga lebih lanjut.Hal ini dapat berdampak pada pasar global, termasuk IHSG, karena kebijakan suku bunga The Fed akan mempengaruhi arus modal dan sentimen investor di pasar saham. Namun, investor di Indonesia tetap menunjukkan optimisme, tercermin dari penguatan IHSG di awal perdagangan.