Harga emas telah mencapai rekor tertinggi baru pada perdagangan Kamis (31/10/2024), dengan harga spot emas tercatat pada USD2.787,14 per troy ons, atau menguat 0,04% dari posisi sebelumnya. Fenomena ini telah menarik perhatian para analis dan investor di seluruh dunia, yang ingin memahami lebih dalam mengenai apa yang menyebabkan lonjakan harga emas yang begitu signifikan.

Emas Menjadi Pilihan Aman di Tengah Ketidakpastian Geopolitik

Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah kondisi ketidakpastian geopolitik yang sedang terjadi, terutama di Timur Tengah. Menurut Ahmad Zuhdi, Industry & Regional Analyst of Chief Economist Bank Mandiri, gejolak di kawasan tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada harga komoditas utama dunia, seperti harga minyak. Jika terjadi kenaikan harga minyak, maka inflasi global pun akan terkerek kembali, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya pemangkasan suku bunga.Dalam situasi yang penuh ketidakpastian seperti ini, para investor cenderung mencari aset-aset safe-haven, seperti emas, untuk mengamankan portofolio mereka. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap emas terus meningkat, sehingga mendorong harga emas untuk terus bergerak naik.

Emas Sebagai Lindung Nilai Terhadap Inflasi

Selain faktor ketidakpastian geopolitik, emas juga menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, nilai mata uang cenderung melemah, sementara harga emas biasanya akan naik untuk mengimbangi penurunan daya beli. Oleh karena itu, emas dianggap sebagai aset yang dapat melindungi kekayaan investor dari erosi nilai akibat inflasi.Dalam situasi saat ini, di mana inflasi global dikhawatirkan akan kembali meningkat, emas menjadi pilihan yang semakin menarik bagi investor yang ingin mempertahankan nilai kekayaan mereka. Hal ini turut mendorong kenaikan harga emas di pasar.

Kebijakan Moneter Sebagai Katalis Kenaikan Harga Emas

Selain faktor-faktor di atas, kebijakan moneter juga berperan penting dalam mendorong kenaikan harga emas. Ketika bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif, seperti penurunan suku bunga, hal ini cenderung mendorong investor untuk beralih ke aset-aset safe-haven, termasuk emas.Dalam konteks saat ini, di mana bank-bank sentral di seluruh dunia sedang berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter yang longgar, emas menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi investor. Hal ini turut berkontribusi pada kenaikan harga emas di pasar.

Permintaan Emas dari Asia Sebagai Faktor Pendukung

Selain faktor-faktor makroekonomi, permintaan emas dari negara-negara Asia juga menjadi pendorong kenaikan harga emas. Negara-negara seperti China dan India, yang merupakan konsumen emas terbesar di dunia, terus menunjukkan permintaan yang kuat terhadap logam mulia ini.Permintaan emas di Asia didorong oleh beberapa faktor, seperti budaya dan tradisi yang kuat dalam menggunakan emas sebagai investasi jangka panjang, serta pertumbuhan kelas menengah yang semakin pesat. Hal ini telah menjadi katalis bagi kenaikan harga emas di pasar global.

Prospek Harga Emas di Masa Depan

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah diuraikan, prospek harga emas di masa depan tampaknya akan tetap positif. Ketidakpastian geopolitik, inflasi yang meningkat, serta kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan akan terus mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam aset-aset safe-haven, seperti emas.Selain itu, permintaan emas yang kuat dari negara-negara Asia juga diperkirakan akan terus berlanjut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat di kawasan tersebut. Hal ini akan menjadi pendukung utama bagi kenaikan harga emas di masa depan.Meskipun demikian, para analis tetap mewaspadai adanya potensi volatilitas harga emas, terutama jika terjadi perubahan signifikan dalam kondisi makroekonomi global atau kebijakan moneter. Namun secara keseluruhan, prospek harga emas tetap terlihat cerah di masa mendatang.