Pasar
Gudang Garam Tertekan di Tengah Persaingan Pasar Rokok yang Semakin Ketat
2024-10-31
Emiten rokok terkemuka, Gudang Garam (GGRM), mengalami penurunan laba bersih yang signifikan sebesar 77,74% secara tahunan (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2024. Angka ini jauh di bawah capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 4,46 triliun.
Kinerja Keuangan Gudang Garam Terus Tergerus di Tengah Persaingan Ketat Pasar Rokok
Pendapatan Turun, Beban Pokok Hanya Sedikit Berkurang
Penurunan laba GGRM terutama disebabkan oleh turunnya pendapatan perusahaan sebesar 9,61% yoy menjadi Rp 73,89 triliun dari sebelumnya Rp 81,75 triliun. Meskipun pendapatan turun hampir dua digit, beban pokok perusahaan hanya mengalami penurunan 5,34% menjadi Rp 66,57 triliun. Hal ini mencerminkan keengganan GGRM untuk menaikkan harga produk agar tetap bisa bersaing di pasar rokok yang semakin kompetitif. Akibatnya, laba kotor perusahaan turun 36% menjadi Rp 7,23 triliun.Kenaikan Cukai dan Persaingan Ketat Pasar Rokok Bawah Tekan Kinerja GGRM
Penurunan kinerja keuangan GGRM telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan cukai serta persaingan yang semakin ketat di pasar rokok, khususnya untuk segmen bawah. Laba GGRM terus tergerus setiap tahun, dengan catatan laba pada sembilan bulan pertama tahun ini hanya 13,69% dari catat laba GGRM dalam 9 bulan pertama tahun 2019. Meskipun dari sisi pendapatan, angkanya mencapai 90,42% dari catatan pendapatan akhir kuartal ketiga lima tahun silam.Aset dan Ekuitas GGRM Masih Kuat, Namun Saham Melemah
Meskipun mengalami penurunan kinerja keuangan, aset GGRM masih mencapai Rp 85,55 triliun, dengan ekuitas perusahaan tercatat Rp 61,85 triliun. Dari ekuitas tersebut, Rp 60,67 triliun merupakan saldo laba yang belum direncanakan penggunaannya. Namun, di pasar modal, saham GGRM terus berada dalam tren bearish, telah kehilangan 82% kapitalisasi pasarnya dalam lima tahun terakhir. Pada perdagangan terakhir, saham GGRM melemah 0,88% menjadi Rp 14.125 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 27,18 triliun.