Pasar
Gejolak Geopolitik Timur Tengah Menekan Pasar Saham Indonesia
2024-10-28
Pasar saham Indonesia mengalami tekanan pada perdagangan Senin (28/10/2024) akibat memburuknya sentimen global terkait konflik di Timur Tengah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,78% meskipun sempat ambles lebih dari 1% sebelumnya. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penekan terbesar, sementara saham-saham perbankan dan energi baru terbarukan juga turut menjadi beban IHSG.
Gejolak Geopolitik Timur Tengah Membayangi Pergerakan IHSG
Serangan Israel ke Iran Memicu Kekhawatiran Pasar Global
Eskalasi konflik di Timur Tengah kembali mencuat setelah Israel melancarkan serangan udara ke ibukota Iran, Teheran, pada Sabtu pagi lalu. Warga Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran. Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarakat global akan terjadinya perang yang lebih luas di kawasan tersebut, mengingat konflik Israel-Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua dan Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.Menanggapi hal ini, Arab Saudi telah menyerukan agar masyarakat internasional mengambil tindakan untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di Timur Tengah. Kembali meningkatnya tensi geopolitik di kawasan ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar, termasuk investor, untuk berinvestasi di suatu negara.Potensi Aksi Profit Taking Investor Akibat Gejolak Geopolitik
Tidak menutup kemungkinan, para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu sebagai langkah berjaga-jaga. Hal ini dapat berujung pada peningkatan preferensi investor untuk keep cash atau menempatkan dananya pada instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi.Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga berperan pada lonjakan harga minyak mentah dunia pada minggu lalu. Dilansir dari Refinitiv, harga minyak dunia secara mingguan (WTI) mengalami lonjakan sebesar 3,69% dan Brent melesat 4,09%. Kenaikan harga minyak ini dapat menjadi faktor tambahan yang menekan pergerakan IHSG.Rebalancing Indeks Bluechip Berpotensi Pengaruhi IHSG
Selain sentimen global, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan melakukan evaluasi mayor dan minor atau rebalancing untuk delapan indeks, termasuk IDX30 dan LQ45 yang dikenal sebagai indeks bluechip. Pengumuman rebalancing dua indeks bluechips ini berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG, terutama di akhir perdagangan hari ini.Meskipun IHSG berhasil memangkas koreksinya pada akhir perdagangan, namun indeks tersebut belum mampu kembali ke level psikologis 7.700. Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 20,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 203 saham menguat, 365 saham melemah, dan 227 saham stagnan.Secara sektoral, sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, masing-masing mencapai 1,48% dan 1,34%. Sementara dari sisi saham, dua emiten bank raksasa yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) serta emiten energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan IHSG masing-masing sebesar 20, 18, dan 5,3 indeks poin.Dengan berbagai sentimen negatif yang membayangi, investor perlu waspada terhadap potensi aksi profit taking yang dapat menekan pergerakan IHSG dalam jangka pendek. Namun, kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pemulihan pasar saham dalam jangka menengah hingga panjang.