Pasar
Gejolak Harga Minyak Mentah: Antara Cadangan AS dan Ketidakpastian Pasar
2024-11-06
Harga minyak mentah dunia mengalami koreksi setelah data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan. Selain itu, sikap wait and see dari pelaku pasar yang masih menunggu hasil pemilu AS, kebijakan moneter The Fed, dan keputusan stimulus China juga menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga minyak.
Harga Minyak Mentah Tertekan oleh Kenaikan Cadangan AS
Harga Minyak Mentah Brent dan WTI Mengalami Koreksi
Harga minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami koreksi pada perdagangan Rabu (6/11/2024) pagi. Harga Brent turun 0,49%, sedangkan harga WTI melemah 0,42%. Padahal, pada penutupan perdagangan sebelumnya, harga minyak masih berada dalam zona positif. Harga Brent menguat 0,60% ke posisi US$ 75,53 per barel, sementara harga WTI naik 0,73% ke posisi US$ 71,99 per barel.Penurunan harga minyak mentah ini terjadi setelah data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak AS meningkat 3,1 juta barel dalam seminggu hingga 1 November. Angka ini jauh lebih banyak dari ekspektasi pasar yang hanya mengharapkan kenaikan 1,8 juta barel. Data API biasanya sejalan dengan data inventaris resmi yang akan dirilis pada hari Rabu ini.Permintaan Bahan Bakar AS Diperkirakan Menurun
Kenaikan cadangan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan ini memicu kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar di AS akan menurun, terutama saat musim dingin semakin dekat. Selain itu, produksi minyak di AS juga diperkirakan akan tetap berada di dekat rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari (bph).Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan minyak masih cukup banyak meskipun OPEC+ telah menunda produksi. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menekan harga minyak mentah saat ini.Sentimen Pasar Masih Diwarnai Ketidakpastian
Selain faktor fundamental, pasar minyak mentah juga masih diwarnai oleh berbagai sentimen yang membuat banyak pelaku pasar berada dalam mode wait and see. Sentimen-sentimen tersebut antara lain pertemuan The Fed, hasil pemilu AS, dan pertemuan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok.Menurut Ahli Strategi Pasar IG International Yeap Jun Rong, pertemuan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok juga menjadi perhatian utama untuk mendapatkan kejelasan mengenai stimulus fiskal guna meningkatkan prospek permintaan negara. Namun, Yeap menilai kecil kemungkinan akan ada komitmen yang kuat sebelum hasil pemilu presiden AS, dan hal itu akan terus membuat harga minyak berada dalam permainan menunggu dalam jangka pendek.Harga Minyak Mentah Tertekan oleh Berbagai Faktor
Secara keseluruhan, harga minyak mentah saat ini tertekan oleh berbagai faktor, baik dari sisi fundamental maupun sentimen pasar. Kenaikan cadangan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan, disertai dengan masih tingginya produksi minyak di AS, menjadi faktor utama yang menekan harga minyak mentah.Di sisi lain, sikap wait and see dari pelaku pasar yang masih menunggu hasil pemilu AS, kebijakan moneter The Fed, dan keputusan stimulus China juga menjadi faktor yang membuat harga minyak mentah berada dalam permainan menunggu dalam jangka pendek. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar minyak mentah saat ini masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian yang dapat mempengaruhi pergerakan harga.