Pasar
Rupiah Tertekan Akibat Perlambatan Ekonomi Dalam Negeri dan Penguatan Dolar AS
2024-11-06
Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS setelah data ekonomi Indonesia yang dirilis di bawah ekspektasi pasar, sementara data ekonomi AS menunjukkan perbaikan. Hal ini memicu kekhawatiran investor dan mendorong aliran modal asing keluar dari Indonesia.

Tren Negatif Rupiah Dipicu Oleh Perlambatan Ekonomi Dalam Negeri

Rupiah Melemah Seiring Data Ekonomi Indonesia yang Mengecewakan

Rupiah dibuka melemah 0,22% ke level Rp15.765/US$ pada Rabu (06/11/2024). Namun, dalam waktu kurang dari 5 menit, rupiah langsung ambruk 0,57% ke level Rp15.820/US$. Pelemahan ini terjadi seiring dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2024 yang jauh di bawah ekspektasi pasar.Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year on year/yoy) dan 1,5% secara kuartalan. Pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi pasar ini akan memberikan pesimisme bagi pelaku pasar karena mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia sedang tidak dalam keadaan baik.

Perbaikan Data Ekonomi AS Menjadi Sentimen Negatif Bagi Rupiah

Selain faktor internal, pelemahan rupiah juga dipicu oleh perbaikan data ekonomi di Amerika Serikat (AS). Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) non-manufaktur AS menunjukkan kenaikan yang mengejutkan pada Oktober, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.Indeks manajer pembelian non-manufaktur, yang menjadi ukuran sektor jasa, meningkat menjadi 56 pada bulan lalu, tertinggi sejak Agustus 2022, dari 54,9 bulan sebelumnya dan di atas 53,8 yang diharapkan oleh para ekonom. Perbaikan data ekonomi AS ini dapat mendorong aliran modal asing (hot money) keluar dari Indonesia dan masuk ke pasar keuangan AS untuk sementara waktu.

Indeks Dolar AS Menguat, Menambah Tekanan Pada Rupiah

Selain faktor-faktor di atas, pelemahan rupiah juga dipicu oleh penguatan indeks dolar AS (DXY) yang naik 0,75% menjadi 104,19 pada pukul 08:55 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 103,42.Penguatan dolar AS ini akan semakin menekan rupiah, karena semakin mahalnya dolar AS akan membuat harga barang impor menjadi lebih mahal. Hal ini dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat.

Prospek Rupiah Masih Tertekan di Masa Mendatang

Dengan berbagai faktor negatif yang mempengaruhi, prospek rupiah di masa mendatang masih terlihat suram. Perlambatan ekonomi dalam negeri, perbaikan data ekonomi AS, serta penguatan indeks dolar AS akan terus menekan nilai tukar rupiah.Pelaku pasar diperkirakan akan bersikap lebih berhati-hati dan cenderung menghindari risiko, sehingga aliran modal asing kemungkinan akan terus keluar dari Indonesia. Hal ini akan semakin memperburuk tekanan terhadap rupiah.Pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat fundamental ekonomi dalam negeri dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Upaya-upaya ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan investor dan mendorong aliran modal asing kembali ke Indonesia.
more stories
See more