Pasar
Pasar Saham Bergairah Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga
2024-11-08
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (8/11/2024), didorong oleh respons positif pasar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali memangkas suku bunga acuannya. Sentimen pasar membaik seiring dengan pemangkasan suku bunga The Fed dan cadangan devisa Indonesia yang tetap kuat.
Kebijakan Moneter The Fed Memacu Optimisme Pasar Saham
Penguatan IHSG Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,6% ke posisi 7.287,19 pada akhir perdagangan Jumat (8/11/2024). Penguatan IHSG didukung oleh respons positif pasar setelah The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75%. Pemangkasan suku bunga The Fed yang kedua kalinya dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun ini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk pasar saham Indonesia.Pemangkasan suku bunga The Fed diharapkan dapat memicu bank sentral lain, termasuk Bank Indonesia (BI), untuk ikut menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah akan menambah likuiditas di pasar, sehingga dapat mendorong aktivitas ekonomi dan pergerakan pasar saham. Selain itu, cadangan devisa Indonesia yang tetap kuat juga menjadi faktor pendukung bagi penguatan IHSG.Sektor Bahan Baku Menjadi Penopang Terbesar IHSG
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, mencapai 3,09%. Beberapa saham emiten konglomerasi Prajogo Pangestu, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), juga menjadi penopang utama IHSG dengan masing-masing memberikan kontribusi 35,6, 24,3, dan 3,2 indeks poin.Selain itu, saham-saham emiten pertambangan Grup Salim, seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), serta emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), juga turut menjadi penopang IHSG dengan masing-masing memberikan kontribusi 10 dan 4,6 indeks poin.Cadangan Devisa Indonesia Tetap Kuat
Selain sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed, kondisi ekonomi Indonesia juga menjadi faktor pendukung bagi penguatan IHSG. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$ 151,2 miliar, meningkat US$ 1,3 miliar dari sebelumnya.BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, juga mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menjadi Sentimen Positif Bagi Pasar Saham
Pemangkasan suku bunga The Fed menjadi sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk pasar saham Indonesia. Kebijakan moneter The Fed yang akomodatif diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan aktivitas investasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.Selain itu, pemangkasan suku bunga The Fed juga diharapkan dapat memicu bank sentral lain, termasuk BI, untuk ikut menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah akan menambah likuiditas di pasar, sehingga dapat mendorong aktivitas ekonomi dan pergerakan pasar saham.Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang tetap kuat, ditandai dengan cadangan devisa yang memadai, pasar saham Indonesia diperkirakan akan terus menunjukkan performa yang positif dalam jangka pendek dan menengah. Investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimalkan portofolio investasi mereka di pasar saham Indonesia.