Pasar
Pemilu AS: Gejolak Pasar Global dan Dampaknya bagi Indonesia
2024-11-05
Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang telah menciptakan gejolak di pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Dolar AS tertekan sementara rupiah ikut melemah terhadap mata uang Paman Sam tersebut. Berbagai faktor, mulai dari pergeseran preferensi pemilih hingga kebijakan ekonomi yang diusung masing-masing kandidat, turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar.

Pemilu AS Bakal Berdampak Besar bagi Perekonomian Global

Dolar AS Tertekan Jelang Pemilu

Dolar AS mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (5/10/2024) seiring dengan gejolak pasar yang terjadi menjelang pemilihan presiden AS. Beberapa survei terbaru menunjukkan peluang kemenangan kandidat Demokrat, Kamala Harris, semakin meningkat, mengurangi keyakinan pasar atas kemenangan kandidat Republik, Donald Trump.Kandidat Demokrat, Kamala Harris, mengalami peningkatan peluang di situs taruhan pemilu dan unggul sedikit di PredictIt, meskipun Polymarket masih menunjukkan Trump sebagai favorit. Dalam beberapa minggu terakhir, pasar keuangan dan beberapa platform taruhan cenderung mengunggulkan Trump.Indeks dolar, yang mengukur mata uang ini terhadap enam mata uang utama termasuk euro, stabil di angka US$103,91 pada dini hari waktu setempat atau sekitar pukul 10.49 WIB. Pada Senin, indeks ini sempat turun hingga US$103,67, terendah sejak 21 Oktober, meski pekan lalu sempat mencapai US$104,63.

Rupiah Ikut Tertekan

Rupiah sendiri telah melemah 0,18% terhadap dolar AS pada awal perdagangan hingga saat ini. Mata uang Indonesia tersebut berada pada level Rp15,770.16 per dolar AS.Analis di TD Securities memperkirakan kemenangan Trump atau "gelombang merah" dapat menguntungkan dolar, sementara "gelombang biru" akan melemahkan dolar. Harris, menurut mereka, akan mengalihkan fokus pasar kembali ke kondisi makroekonomi.Kebijakan ekonomi yang diusung masing-masing kandidat juga turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Trump, dengan kebijakan tarif dan imigrasi yang dipandang inflasioner oleh analis, sempat memicu kenaikan imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar. Sementara itu, Harris dinilai lebih mendukung kebijakan pro-kripto yang dapat menguntungkan Bitcoin.

Pasar Siap Hadapi Kemenangan Harris

"Kami menilai pasar keuangan kini telah siap untuk kemenangan Harris," kata Carol Kong, pakar strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia. Ia memprediksi dolar AS dapat turun sebesar 1-2 persen jika Harris menang, dan melonjak jika Trump menang.Pemenang pemilu mungkin belum dapat diketahui dalam beberapa hari setelah pemungutan suara, terutama jika ada sengketa hasil. Trump telah memberi sinyal bahwa ia akan menantang hasil kekalahan, seperti yang terjadi pada tahun 2020.Implied volatility options untuk pasangan euro/dolar melonjak ke level tertinggi sejak November 2016 pada Selasa, diikuti oleh pasangan dolar-peso Meksiko. Meksiko diperkirakan akan terdampak parah oleh kebijakan proteksionis Trump.Selain itu, pada Kamis, Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Pasar akan memperhatikan sinyal apakah bank sentral AS akan menahan pemotongan di bulan Desember. Bank of England juga diprediksi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara Riksbank mungkin akan memangkas sebesar 50 basis poin. Norges Bank diperkirakan tidak akan melakukan perubahan.Reserve Bank of Australia mempertahankan kebijakan pada Selasa dan menyatakan akan tetap restriktif hingga inflasi stabil di kisaran target. Dolar Australia sedikit berubah di $0,6589, mendekati level terendah pekan lalu di $0,6537.
more stories
See more