Pasar
Pemulihan Ekonomi Indonesia Ditandai dengan Berakhirnya Tren Deflasi
2024-11-01
Rupiah telah mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa tren deflasi di Indonesia telah berakhir. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi di dalam negeri.
Pemulihan Ekonomi Indonesia Ditandai dengan Berakhirnya Tren Deflasi
Rupiah Menguat Seiring Berakhirnya Tren Deflasi
Rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp15.685/US$ pada hari ini, Jumat (1/11/2024). Namun, selang tiga menit pasca perdagangan dibuka, rupiah tampak melemah ke angka Rp15.710/US$. Pergerakan rupiah hari ini salah satunya terjadi di tengah sikap menunggu dari pelaku pasar yang akan dirilis oleh BPS siang hari ini. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan akan naik atau mencatat inflasi (month to month/mtm) pada Oktober 2024 setelah lima bulan mengalami deflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 15 institusi memperkirakan IHK Oktober 2024 diperkirakan mengalami inflasi 0,03% (mtm). Jika IHK (mtm) mencatat inflasi, maka ini menjadi inflasi pertama dalam enam bulan.Deflasi Selama Lima Bulan Beruntun Menjadi Catatan Buruk Periode Akhir Presiden Jokowi
Seperti diketahui, Indonesia mengalami deflasi (mtm) selama lima bulan beruntun. Catatan ini hanya lebih buruk dibandingkan pada 1999 atau era di mana Indonesia masih menghadapi dampak Krisis 1997/1998. Deflasi Mei- September 2024 juga menjadi catatan buruk periode-periode akhir Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kondisi ini memicu kekhawatiran mengenai melemahnya daya beli.Hanya Dua Institusi yang Memperkirakan Indonesia Akan Kembali Mengalami Deflasi
Hanya dua dari 12 institusi yang menyampaikan bahwa Indonesia akan kembali mengalami deflasi dan memperpanjang tren deflasi yang sebelumnya telah terjadi sejak Mei 2024 atau lima bulan beruntun. Jika hal ini kembali terjadi, maka Indonesia akan mengalami deflasi enam bulan beruntun. Sementara IHK secara tahunan (yoy) diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,67%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi September 2024 yang sebesar 1,84% yoy.