Pasar
Rupiah Tetap Kokoh di Tengah Gejolak Ekonomi Global
2024-11-01
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap stabil di tengah berbagai sentimen ekonomi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun terdapat beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan perlambatan, seperti Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, namun rupiah masih mampu mempertahankan posisinya di kisaran Rp15.690/US$.
Rupiah Bertahan di Tengah Berbagai Sentimen Ekonomi
Sentimen Domestik: PMI Manufaktur dan Inflasi
Data PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global menunjukkan angka 49,2 pada Oktober 2024, tidak berubah dibandingkan September. Angka ini mengindikasikan sektor manufaktur dalam negeri masih mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Kondisi ini dapat menjadi sinyal perlambatan aktivitas ekonomi di dalam negeri.Di sisi lain, data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan akan mencatat inflasi (month to month/mtm) pada Oktober 2024, setelah lima bulan mengalami deflasi. Inflasi pada Oktober dipicu oleh kenaikan sejumlah bahan pokok. Jika IHK (mtm) mencatat inflasi, maka ini akan menjadi inflasi pertama dalam enam bulan. Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut merupakan catatan buruk periode-periode akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang memicu kekhawatiran mengenai melemahnya daya beli masyarakat.Sentimen Global: Perkembangan Ekonomi AS
Dari sisi eksternal, terdapat data dari Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perkembangan positif. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian di AS turun 12.000 menjadi 216.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir pada 26 Oktober, level terendah sejak Mei. Meskipun pasar tenaga kerja AS masih ketat, inflasi diperkirakan akan terus mereda.Selain itu, data pengeluaran konsumen AS juga menunjukkan peningkatan. Pengeluaran konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, naik 0,5% bulan lalu setelah kenaikan yang direvisi naik menjadi 0,3% pada bulan Agustus. Ekonom memperkirakan pengeluaran konsumen akan meningkat sebesar 0,4% setelah kenaikan yang sebelumnya dilaporkan sebesar 0,2% pada Agustus.Analisis Teknikal Pergerakan Rupiah
Secara teknikal, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS sejauh ini masih bergerak terkonsolidasi. Potensi penguatan terdekat ada di support Rp15.660/US$ yang bertepatan dengan garis rata-rata selama 100 jam atau MA100. Sementara itu, untuk resistance terdekat atau potensi pelemahan bisa ke Rp15.780/US$ yang didapatkan dari high candle intraday yang pernah disentuh 29 Oktober 2024.Meskipun terdapat beberapa sentimen ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, namun hingga saat ini nilai tukar rupiah masih mampu mempertahankan stabilitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk menghadapi berbagai gejolak ekonomi global.