Pasar
Rupiah Berpotensi Menguat Seiring Meredanya Kekhawatiran Geopolitik
2024-10-29
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mengalami fluktuasi dalam beberapa hari terakhir. Setelah sempat melemah cukup dalam, kini rupiah berpotensi untuk kembali menguat seiring dengan meredanya kekhawatiran geopolitik dan sikap wait and see pasar terhadap data ekonomi AS yang akan dirilis.

Peluang Rupiah Menguat Terbuka Lebar

Pelemahan Rupiah Akibat Sentimen Geopolitik

Pada perdagangan Senin (28/10/2024), rupiah ditutup di level Rp15.720 per dolar AS, melemah 0,54% dalam sehari. Pelemahan rupiah ini dipicu oleh sentimen geopolitik di Timur Tengah, tepatnya setelah adanya serangan udara militer Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi. Meski serangan tersebut tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir, sehingga tidak mengganggu pasokan energi, namun tetap memicu kekhawatiran di pasar.Namun, kondisi ini justru menguntungkan pasar karena menghapus kekhawatiran adanya inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah saat perang. Harga minyak dunia malah anjlok kemarin, dengan kontrak berjangka Brent ditutup pada US$71,42 per barel, turun 6,09%, dan kontrak berjangka minyak mentah WTI AS berakhir di US$67,38 per barel, anjlok 6,13%.

Sikap Wait and See Pasar Terhadap Data AS

Di sisi lain, pelaku pasar juga turut mencermati rilis data ekonomi dari AS yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Salah satunya adalah data jumlah lowongan kerja yang akan dirilis malam ini oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Sebelumnya, untuk periode Agustus 2024, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta.Proyeksi konsensus menilai akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik. Selain itu, pada hari yang sama, Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board (CB) juga akan dirilis, dengan konsensus memperkirakan akan terjadi kenaikan dari 98,7 menjadi 98,8.Data-data tersebut penting untuk mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral AS tersebut diperkirakan masih akan memotong suku bunga sebanyak dua kali di sisa pertemuan tahun ini.

Potensi Penguatan Rupiah

Secara teknikal, tren rupiah dalam melawan dolar AS berbasis waktu satu jam terpantau dalam pelemahan. Namun, posisi saat ini sudah berada di resistance yang menunjukkan potensi pelemahan mulai mereda. Jika harga bisa berbalik dari resistance, ada potensi penguatan paling tidak ke garis support MA20, tepatnya di Rp15.680 per dolar AS.Sementara itu, resistance selanjutnya yang patut diantisipasi ada di Rp15.820 per dolar AS yang didapatkan dari bekas gap down yang terbentuk 14 Agustus 2024 lalu. Dengan kondisi ini, peluang rupiah untuk kembali menguat terbuka lebar, seiring dengan meredanya kekhawatiran geopolitik dan sikap wait and see pasar terhadap data ekonomi AS.
more stories
See more