Pasar
Starbucks Operator Mengalami Kerugian di Tengah Pandemi
2024-11-05
Emiten pengelola Starbucks, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), mengalami perubahan dari laba menjadi rugi pada kuartal III tahun 2024. Perusahaan ini mencatat penurunan laba sebesar 171% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja Keuangan MAPB Tertekan di Tengah Pandemi

Pendapatan Turun 21% Menjadi Rp2,42 Triliun

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, MAPB membukukan pendapatan sebesar Rp2,42 triliun pada kuartal III 2024. Angka ini turun 21% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp3,07 triliun. Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh kontraksi pada penjualan minuman dan makanan masing-masing sebesar 26,37% dan 10,31%.

Rugi Bersih Mencapai Rp79,13 Miliar

Akibat penurunan pendapatan, MAPB mencatat rugi periode berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp79,13 miliar. Angka ini jauh berbeda dengan tahun 2023 di mana perusahaan membukukan laba sebesar Rp111,45 miliar.

Beban Pokok Pendapatan Menurun

Di sisi lain, beban pokok pendapatan MAPB mengalami perbaikan. Pada sembilan bulan berjalan tahun ini, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp736,68 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp950,59 miliar.

Penurunan Aset dan Liabilitas

Posisi nilai aset MAPB pada pertengahan tahun 2024 tercatat sebesar Rp3,02 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,24 triliun. Sementara itu, liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing tercatat sebesar Rp1,42 triliun dan Rp3,02 triliun.

Fokus pada Ritel Makanan dan Minuman Internasional

PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) merupakan anggota MAP Group yang fokus utamanya pada ritel makanan dan minuman untuk merek internasional, seperti Starbucks, Burger King, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, Godiva, Genki Sushi, dan lain-lain. Kinerja perusahaan ini tentunya menjadi sorotan di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung.
more stories
See more