Jika dilihat dari kesiapan gedung untuk rumah sakit, sudah mencapai 97 persen. Untuk equipment terakhir, saat ini mencapai 80 persen, dan dengan harapan dalam beberapa minggu akan mencapai 90 persen. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya kementerian dalam menyelesaikan proyek ini.
Progres konstruksi ini sangat penting karena akan memberikan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat di Sanur dan sekitarnya. Rumah sakit ini akan menjadi pusat perawatan kesehatan yang modern dan terpadu.
Uji coba pelayanan pasien akan dimulai pada Januari 2025. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan kualitas pelayanan yang akan diberikan oleh rumah sakit. Setelah uji coba, rumah sakit dapat beroperasi untuk pasien terpilih pada Februari 2025.
Kemudian, uji coba akan dilakukan lagi pada Maret 2025 untuk memastikan keberlanjutan kualitas pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kementerian sangat teliti dalam mengatur proses resmian rumah sakit.
Pihak kementerian juga akan melakukan seleksi kepada para dokter yang akan bekerja di rumah sakit tersebut. Prioritas akan diberikan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang belajar atau bekerja di luar negeri alias diaspora.
Dia menjelaskan, banyak diaspora telah berminat melamar di BIH. Namun, belum dapat mengungkapkan berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di BIH maupun yang sudah menyampaikan resumenya. Namun, dengan prioritas ini, diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi WNI yang berada di luar negeri untuk kembali bekerja di rumah sakit di tanah air.
Resmian rumah sakit ini juga membawa risiko dan kesempatan. Risiko yang mungkin dihadapi adalah kesulitan dalam mengatur pasokan obat dan peralatan kesehatan. Namun, kesempatan yang besar adalah dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Hal ini memerlukan kerjasama erat antara kementerian, pihak swasta, dan masyarakat. Dengan kerjasama ini, diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi dan memberikan layanan kesehatan yang terbaik.