Pasar
Rupiah Menurun, Dolar Meningkat ke Rp15.910 di Jakarta
2024-12-11
Pada Rabu (11/12/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan. Data Refinitiv menunjukkan bahwa rupiah lesu dan turun sebesar 0,32% ke level Rp15.910/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.860/US$. Seiring dengan pelemahan rupiah, Indeks Dolar AS (DXY) mengalami penguatan sebesar 0,23% tepat pukul 15.00 di posisi 106,64.
Investor Menanti Rilis Inflasi AS
Investor saat ini menanti rilis Inflasi AS pada periode November 2024 yang diperkirakan akan meningkat. Proyeksi inflasi umum sebesar 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Menurut survei Dow Jones, jika data ini sesuai ekspektasi, peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya akan semakin kecil. Hal ini disebabkan inflasi yang terus mendekati target The Fed, membuat bank sentral lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya.Peran Jerome Powell
Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya telah mengingatkan tentang pentingnya pendekatan hati-hati. Ini terutama karena ekonomi AS masih menunjukkan ketahanan yang cukup kuat. Data tenaga kerja yang solid semakin memperkuat kemungkinan The Fed untuk mempertahankan sikap hawkish-nya pada pertemuan pekan depan, yang juga menjadi perhatian utama pelaku pasar.Probabilitas Pemangkasan Suku Bunga
Probabilitas pasar untuk pemangkasan suku bunga The Fed turun dari 85% menjadi 8,61%, berdasarkan perangkat CME FedWatch. Pergeseran ini turut menekan mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah, karena investor kembali mencari aset berbasis dolar AS yang lebih aman.Inflasi AS pada Oktober 2024
Inflasi AS pada Oktober 2024 menunjukkan tren kenaikan tipis. Inflasi inti meningkat 0,3% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan. Tren kenaikan harga jasa, yang naik 0,4% pada periode tersebut, menjadi kontributor utama inflasi. Meskipun demikian, harga barang turun 0,1%, sementara energi juga mengalami penurunan serupa.Dengan sentimen global yang terus membayangi, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut hingga data inflasi resmi AS dirilis. Pasar akan mencermati langkah-langkah The Fed selanjutnya, terutama dalam mengakhiri tahun 2024 ini.CNBC INDONESIA RESEARCH(mkh/mkh)Saksikan video di bawah ini:Video: Korupsi Timah Bikin Ekonomi Bangka Belitung Rugi Rp 15 TriliunNext ArticleSetelah Joe Biden, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?