Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa terpilihnya Trump sebagai Presiden AS menimbulkan berbagai dinamika dalam kebijakan. Kebijakan fiskal Trump akan lebih populis dengan pemotongan pajak, yang akan berpengaruh terhadap defisit anggaran ke depan. Hubungan AS dengan Rusia dan negara-negara lain juga mungkin berubah, serta arah kebijakan akibat perubahan iklim. Trump sudah memberikan ancaman dengan pemberian tarif sebesar 100% untuk negara yang tidak menggunakan dolar AS. Instrumen keuangan seperti perdagangan tarif menjadi instrumen proxy dari persaingan dan ketegangan politik serta kemanan global.
Pasar keuangan sudah bereaksi sejak terpilihnya Trump. Investor cenderung memilih posisi aman dalam penempatan modal karena arah kebijakan bisa berubah dengan cepat. Pelebaran defisit anggaran AS akan mendorong kenaikan yield US treasury. Inflasi mungkin sulit turun sesuai ekspektasi, sehingga berpengaruh terhadap kebijakan suku bunga acuan yang harus dalam tren penurunan.
Apakah turunnya suku bunga dan sejauh mana kecepatannya akan tahan perekonomian dunia dan pengaruh global capital flow menjadi pertanyaan penting. Kita juga harus antisipasi penguatan dolar AS, penggunaan dolar, dan peningkatan tradenya serta tekanan capital flow yang kembali ke AS. Hal-hal ini akan memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian global.
Perubahan kebijakan Trump juga akan mempengaruhi hubungan antara AS dengan negara-negara lain. Perubahan dalam politik dan keuangan internasional akan berdampak pada rantai pasok perdagangan dan kesejahteraan ekonomi dunia. Kita perlu memantau dan mengantisipasi dampak tersebut dengan cermat.