Gaya Hidup
Generasi Z dan Tantangan Pengelolaan Keuangan: Memahami Tren YOLO, FOMO, dan FOPO
2024-10-30
Generasi Z (Gen Z) saat ini dihadapkan pada tantangan besar dalam mengelola keuangan mereka. Meskipun memiliki pekerjaan, gaji yang mereka dapatkan cepat habis. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama fenomena ini? Psikolog dan dosen Universitas Paramadina, Tia Rahmania, mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan Gen Z.
Tren YOLO, FOMO, dan FOPO Jadi Pemicu Utama
Tren YOLO Mendorong Gaya Hidup Konsumtif
Tia Rahmania menyatakan bahwa salah satu alasan utama gaji Gen Z cepat habis adalah karena adanya tren You Only Live Once (YOLO). Prinsip hidup YOLO yang mengajak seseorang untuk menikmati hidup sepenuhnya dan berani mengambil kesempatan tanpa memikirkan dampak jangka panjang, ternyata berdampak pada perilaku konsumtif Gen Z. Mereka tidak ragu untuk mengeluarkan banyak uang demi memenuhi keinginan sesaat, tanpa memperhitungkan kondisi keuangan jangka panjang. Akibatnya, gaji yang mereka dapatkan cepat habis untuk membiayai gaya hidup yang impulsif.FOMO Memicu Pengeluaran Tak Terkendali
Selain YOLO, Fear of Missing Out (FOMO) juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pengelolaan keuangan Gen Z. FOMO, atau rasa takut tertinggal terhadap sesuatu yang dianggap penting, seperti tren, berita, atau aktivitas sosial, membuat Gen Z cenderung menghabiskan uang untuk mengikuti segala macam aktivitas dan gaya hidup yang sedang populer. Mereka tidak ingin ketinggalan zaman dan merasa harus selalu mengikuti perkembangan terkini, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan kemampuan keuangan mereka. Akibatnya, pengeluaran menjadi tidak terkendali dan gaji cepat habis.FOPO Mendorong Pengeluaran Demi Citra Diri
Faktor lain yang turut mempengaruhi pengelolaan keuangan Gen Z adalah Fear of Other People's Opinions (FOPO). Ketakutan akan penilaian orang lain, terutama yang dipengaruhi oleh media sosial, lingkungan sosial, dan budaya, membuat Gen Z cenderung mengeluarkan uang demi terlihat baik di hadapan publik. Mereka tidak ingin dianggap ketinggalan zaman atau tidak mengikuti tren, sehingga rela mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang atau mengikuti aktivitas yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan keuangan mereka. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab cepat habisnya gaji Gen Z.Dampak Buruk dari Tren YOLO, FOMO, dan FOPO
Tia Rahmania menjelaskan bahwa tren YOLO, FOMO, dan FOPO yang mempengaruhi Gen Z berdampak buruk pada kehidupan mereka. Selain mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan, Gen Z juga menghadapi kerumitan lain, seperti nyicil kartu kredit, membayar biaya kos, hingga membantu keluarga. Selain itu, FOMO juga dapat memengaruhi produktivitas Gen Z di tempat kerja, karena mereka cenderung mengalihkan fokus dari tanggung jawab profesional untuk mengejar tren baru di luar pekerjaan.Pentingnya Edukasi Keuangan untuk Gen Z
Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan keuangan yang dihadapi Gen Z, Tia Rahmania menekankan pentingnya edukasi keuangan yang komprehensif. Gen Z perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen keuangan, termasuk bagaimana mengelola gaji dengan bijak, menabung, dan berinvestasi. Selain itu, mereka juga perlu dibekali dengan kemampuan untuk mengendalikan dorongan impulsif akibat tren YOLO, FOMO, dan FOPO. Dengan demikian, diharapkan Gen Z dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan menghindari masalah-masalah yang timbul akibat gaji yang cepat habis.