Gaya Hidup
Generasi Z Menghadapi Tantangan Baru di Pasar Tenaga Kerja Global
2024-10-18

Generasi Z Menghadapi Tantangan Baru di Pasar Tenaga Kerja Global

Kondisi ekonomi global yang memburuk telah berdampak buruk pada pasar tenaga kerja, terutama bagi generasi Z atau Gen Z yang baru memasuki dunia pekerjaan. Banyak dari mereka yang baru lulus kuliah mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan dan beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja.

Perusahaan Ragu Merekrut Generasi Z

Reputasi Generasi Z yang Dianggap Kurang Baik

Menurut laporan terbaru Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, satu dari enam perusahaan enggan merekrut pekerja Gen Z. Alasan utamanya adalah reputasi mereka yang dianggap merasa hebat dan mudah tersinggung. Generasi Z (yang lahir tahun 1997 hingga awal tahun 2010-an) juga dianggap tidak memiliki etos kerja yang kuat, kesulitan berkomunikasi, tidak menangani feedback dengan baik, dan secara umum tidak siap menghadapi tuntutan dunia kerja.Holly Schroth, dosen senior di Haas School of Business di University of California, Berkeley, menjelaskan bahwa fokus Gen Z adalah kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan daya saing mereka di kampus daripada mendapatkan pengalaman kerja. Hal inilah yang menyebabkan mereka kesulitan di dunia profesional. "Mereka (Gen Z) tidak mengetahui keterampilan dasar untuk berinteraksi sosial dengan pelanggan, klien, dan rekan kerja, maupun etika di tempat kerja," kata Schroth kepada Euronews Next.

Tantangan Generasi Z dalam Beradaptasi dengan Dunia Kerja

Generasi Z yang baru memasuki dunia kerja menghadapi tantangan yang unik. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan tuntutan kerja yang berbeda dari lingkungan kampus, mereka juga harus mengembangkan keterampilan interpersonal yang kurang diasah selama masa studi. Kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan menangani umpan balik menjadi area yang perlu diperkuat.Selain itu, perbedaan ekspektasi antara generasi Z dan perusahaan juga menjadi tantangan tersendiri. Generasi Z yang terbiasa dengan lingkungan kerja yang fleksibel dan teknologi canggih, terkadang sulit menyesuaikan diri dengan struktur organisasi yang lebih tradisional dan proses kerja yang lebih formal. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik di tempat kerja.

Strategi Perusahaan dalam Merekrut dan Mempertahankan Generasi Z

Untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan perlu mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam merekrut dan mempertahankan talenta dari generasi Z. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan proses rekrutmen dan onboarding agar lebih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan generasi Z.Selain itu, perusahaan juga dapat menawarkan program pelatihan dan pengembangan yang lebih intensif, terutama dalam area soft skill seperti komunikasi, kerja tim, dan manajemen umpan balik. Dengan memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat, generasi Z dapat lebih cepat beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan kerja.Pendekatan yang fleksibel dan kolaboratif juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara generasi Z dan rekan kerja atau atasan mereka. Menciptakan budaya kerja yang mendukung, menghargai perbedaan, dan mendorong pembelajaran terus-menerus dapat membantu generasi Z merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi secara optimal.Dengan memahami kebutuhan dan tantangan unik yang dihadapi generasi Z, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan talenta terbaik dari generasi ini. Hal ini tidak hanya akan berdampak positif pada kinerja organisasi, tetapi juga membantu generasi Z mencapai potensi mereka di dunia kerja.
More Stories
see more