Gaya Hidup
Gerakan "4B" Korea Selatan Menyebar ke Amerika Serikat, Menandai Kebangkitan Feminisme Global
2024-11-12
Gerakan "4B" yang muncul di Korea Selatan beberapa tahun terakhir kini menarik perhatian di Amerika Serikat, terutama setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada Pemilihan Presiden 2024. Gerakan ini mendorong perempuan untuk menolak pernikahan, melahirkan, berkencan, dan berhubungan seks dengan laki-laki, mencerminkan ketidakpuasan terhadap budaya patriarki yang kuat di negara tersebut. Fenomena ini menandai kebangkitan feminisme global yang semakin menguat, seiring dengan perdebatan sengit tentang hak-hak perempuan di kedua negara.
Gerakan "4B" Menyebar ke Amerika Serikat, Mencerminkan Kekhawatiran Perempuan AS
Asal-usul dan Latar Belakang Gerakan "4B"
Gerakan "4B" pertama kali muncul di Korea Selatan sekitar tahun 2018, didorong oleh rasa tidak puas perempuan terhadap budaya patriarki yang kuat di negara tersebut. Istilah "4B" merupakan singkatan dari "bihon" (tidak menikah), "bichulsan" (tidak melahirkan), "biyeonae" (tidak berkencan), dan "bisekseu" (tidak berhubungan seks). Gerakan ini merefleksikan tantangan berkelanjutan yang dihadapi perempuan Korea Selatan selama proses modernisasi ekonomi yang pesat, termasuk ketidaksetaraan gender dalam pekerjaan dan upah.Meskipun perempuan Korea Selatan telah melampaui laki-laki dalam tingkat penerimaan mahasiswa baru sejak 2005, mereka masih tergolong kurang beruntung dalam hal pekerjaan dan upah. Hanya 68% perempuan berusia 30-an yang bekerja, jauh di bawah 88,9% laki-laki pada usia yang sama. Korea Selatan juga memiliki kesenjangan upah gender terburuk di dunia, dengan perempuan memperoleh penghasilan rata-rata 31,2% lebih rendah daripada laki-laki.Gerakan "4B" Menyebar ke Amerika Serikat
Gerakan "4B" yang semula muncul di Korea Selatan kini menarik perhatian di Amerika Serikat, terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden 2024. Menurut laporan, jumlah perempuan AS yang mulai melirik gerakan "4B" semakin banyak, didorong oleh kekhawatiran mereka terhadap nasib hak aborsi yang tidak menentu setelah pembatalan Roe v Wade.Trump, yang telah mendukung hak negara bagian untuk memilih melarang atau membatasi akses aborsi, telah mencalonkan hakim-hakim untuk mengabulkan putusan tersebut. Hal ini membuat beberapa perempuan AS mulai mempertimbangkan gerakan "4B" sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hak-hak mereka.Tren penelusuran kata kunci "4B" di Google telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di AS, terutama di Washington, DC, Colorado, Vermont, dan Minnesota. Sementara itu, video tentang gerakan tersebut di TikTok juga telah meraup jutaan penayangan, menunjukkan minat yang tinggi dari perempuan muda AS.Implikasi dan Dampak Gerakan "4B" di Amerika Serikat
Fenomena perempuan AS yang mempelajari gerakan "4B" dari Korea Selatan dinilai sebagai hal yang sangat positif oleh para ahli. Gerakan ini mencerminkan kebangkitan feminisme global yang semakin menguat, seiring dengan perdebatan sengit tentang hak-hak perempuan di kedua negara.Di Korea Selatan, gerakan "4B" muncul sebagai bagian dari respons yang lebih luas terhadap kekerasan gender, terutama yang dipicu oleh pembunuhan seorang perempuan di dekat Stasiun Gangnam di Seoul pada 2016 akibat kebencian umum terhadap perempuan. Insiden ini menarik perhatian nasional terhadap berbagai isu, seperti pembunuhan terhadap perempuan dan kejahatan seks digital.Sementara itu, di Amerika Serikat, gerakan "4B" menjadi salah satu bentuk perlawanan perempuan terhadap ketidakpastian hak-hak mereka, terutama terkait aborsi. Fenomena ini menandai semakin kuatnya suara perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender di kedua negara.Gerakan "4B" juga mencerminkan adanya ketidakpuasan yang lebih luas terhadap sistem patriarki yang masih kuat di kedua negara. Hal ini mendorong munculnya gerakan-gerakan lain, seperti "Escape the Corset" di Korea Selatan, yang mendesak perempuan untuk menentang standar kecantikan yang kaku.Secara keseluruhan, fenomena gerakan "4B" di Amerika Serikat menandai semakin kuatnya suara perempuan dalam memperjuangkan hak-hak mereka, serta mencerminkan kebangkitan feminisme global yang semakin menguat di kedua negara.