Pada awal perdagangan sesi pertama hari Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pergerakan yang tidak stabil. IHSG membuka perdagangan dengan kenaikan tipis sebelum berbalik turun beberapa menit kemudian. Aktivitas pasar pada hari ini dipengaruhi oleh penantian data ekonomi dari Amerika Serikat, terutama terkait lapangan kerja. Meskipun tidak ada banyak rilis data dari dalam negeri, pasar tampaknya merespon positif terhadap informasi yang disampaikan dalam konferensi pers APBN Kita.
Pada pagi hari di Jakarta, perdagangan saham Indonesia dimulai dengan optimisme yang cepat pudar. IHSG dibuka naik 0,1% ke posisi 7.087,88, namun lima menit kemudian berbalik turun 0,05% ke 7.076,71. Volume transaksi mencapai 2 miliar lembar saham dengan nilai Rp 770 miliar, dan tercatat sebanyak 67.748 kali transaksi. Penyebab utama fluktuasi ini adalah ketidakpastian tentang data ekonomi AS yang akan dirilis, termasuk laporan pekerjaan baru dan pemutusan hubungan kerja sukarela untuk bulan November.
Dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hasil evaluasi APBN 2024 di Gedung Djuanda. Defisit APBN mencapai 2,29% dari PDB, sementara asumsi ekonomi makro seperti inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi tidak sesuai target. Inflasi hanya mencapai 1,57%, nilai tukar rupiah berada di atas Rp16.000/US$, dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sekitar 5%. Investor asing juga cenderung memburu dolar AS karena ketidakpastian kebijakan impor dan imigrasi di era pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan dilantik pada Januari 2025.
Dengan situasi ini, pasar saham Indonesia harus menghadapi tantangan besar. Ketidakpastian global dan domestik membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Namun, meski tantangan besar, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menjanjikan.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya stabilitas ekonomi global dan domestik bagi pasar modal. Ketidakpastian politik dan ekonomi di negara lain dapat berdampak langsung pada pasar lokal. Oleh karena itu, langkah-langkah yang efektif untuk meningkatkan daya saing dan ketahanan ekonomi Indonesia menjadi sangat penting. Dengan demikian, Indonesia dapat tetap menarik investasi asing dan menjaga stabilitas pasar saham.