Dalam sejarah hubungan internasional, nama Oei Hui Lan muncul sebagai tokoh yang menakjubkan. Wanita kelahiran Semarang ini telah memainkan peran penting di panggung global, khususnya dalam politik dan diplomasi China. Kisah hidupnya mencerminkan perjalanan dari kehidupan mewah di Indonesia hingga menjadi First Lady di negeri tirai bambu.
Oei Hui Lan lahir pada tahun 1889 dari pasangan pengusaha gula terkemuka di Semarang. Ayahnya, Oei Tiong Ham, dikenal luas sebagai "Raja Gula Dunia" dan memiliki kekayaan yang luar biasa. Sejak kecil, Oei tumbuh dalam lingkungan yang penuh kemewahan, dengan rumah seluas 80 hektar, villa pribadi, dan staf yang melimpah. Kehidupannya semakin berwarna saat dia mengenal Wellington Koo, seorang diplomat China yang sedang bertugas di London. Pernikahan mereka pada tahun 1921 membawa Oei ke panggung dunia, di mana suaminya naik menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan China. Pada tahun 1926, ketika Wellington Koo menjadi pelaksana tugas Presiden Republik China, Oei secara resmi menjadi ibu negara.
Setelah masa jabatannya berakhir pada tahun 1927, Oei dan suaminya tinggal di berbagai kota seperti Shanghai, Paris, dan London. Meski pernikahannya berakhir dengan perceraian pada tahun 1958, Oei tetap menjalin hubungan erat dengan Indonesia. Dia bahkan mencoba berbisnis di Tanah Air pada tahun 1986, meskipun usahanya tidak berhasil. Kisah hidup Oei Hui Lan merupakan bukti bahwa wanita bisa mencapai posisi tertinggi dalam politik dan diplomasi, sambil tetap mempertahankan ikatan kuat dengan tanah kelahirannya. Dia meninggalkan warisan sebagai contoh perempuan yang kuat dan berdedikasi, yang telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.