Manajer balap Michelin, Piero Taramasso, telah menegaskan bahwa kondisi ban bukanlah faktor yang menyebabkan insiden mengerikan yang dialami pembalap Jorge Martin. Pada tes pramusim MotoGP 2025 di Sirkuit Sepang, Malaysia, Martin mengalami dua kecelakaan highside dalam satu hari. Insiden kedua terutama memprihatinkan karena membuatnya terlempar ke udara dan mendarat dengan keras, mengakibatkan cedera patah tulang pada tangan dan kakinya.
Berdasarkan investigasi internal yang dilakukan oleh tim Michelin, tidak ada indikasi masalah pada ban yang digunakan oleh Martin. Taramasso menjelaskan bahwa ban tersebut diproduksi tahun sebelumnya dan berfungsi dengan baik selama sesi uji coba. Data yang dianalisis juga menunjukkan bahwa ban bekerja optimal, dengan tidak adanya tanda-tanda kerusakan atau ketidaknormalan. "Ketika terjadi kecelakaan, kami selalu mencari penyebabnya, dan ban adalah bagian penting dari sistem keseluruhan," ungkap Taramasso. "Namun, hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa ban berfungsi dengan baik."
Pencapaian waktu Martin juga mendukung klaim ini. Pembalap tersebut bahkan mencatat waktu lebih cepat dari beberapa pembalap top lainnya, termasuk Francesco Bagnaia dan Brad Binder. Hal ini menunjukkan bahwa performa ban tetap stabil selama 13 lap. Meskipun demikian, penyebab pasti dari kecelakaan tersebut masih belum diketahui dan kemungkinan akan terus diselidiki. Dengan penegasan ini, Michelin berharap dapat memberikan kejelasan kepada semua pihak terkait tentang kualitas produk mereka.
Keselamatan menjadi prioritas utama dalam dunia balap motor. Meski insiden seperti ini sulit dihindari sepenuhnya, upaya untuk terus meningkatkan standar keselamatan harus tetap berlanjut. Investigasi yang mendalam dan transparansi dari semua pihak terlibat akan membantu memastikan bahwa setiap insiden dapat dipelajari dan dicegah di masa depan, sehingga para pembalap dapat bersaing dengan aman dan percaya diri.