Dalam bulan Januari 2025, penjualan kendaraan listrik Tesla mengalami penurunan drastis hingga 59% di pasar Jerman. Situasi ini terjadi setelah pemimpin perusahaan, Elon Musk, menyatakan dukungannya kepada partai politik sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD), dalam sebuah podcast beberapa waktu lalu. Data dari Otoritas Transportasi Federal Jerman (KBA) menunjukkan bahwa hanya 1.277 unit Tesla yang terdaftar baru pada bulan tersebut, turun signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun Tesla telah mencatat pertumbuhan pesat di Jerman pada tahun 2022, situasi kini berubah sangat cepat. Berbagai faktor, termasuk penarikan subsidi pemerintah dan perubahan selera konsumen, juga berkontribusi pada penurunan ini.

Elon Musk, seorang miliarder AS, membuat gejolak besar ketika ia mendukung partai politik sayap kanan Jerman, AfD, pada akhir tahun 2024. Dukungan ini menjadi viral dan kontroversial, memicu reaksi negatif dari banyak pihak. Musk berulang kali menyuarakan pendapatnya mendukung pemimpin AfD, Alice Weidel, yang partainya saat ini menduduki posisi kedua dalam jajak pendapat menjelang pemilihan federal Jerman. Selain itu, Musk juga melontarkan kritik tajam terhadap tokoh-tokoh penting Jerman seperti Presiden Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz. Tuduhan Musk terhadap Steinmeier sebagai "tiran anti-demokrasi" menambah tensi politik yang sudah tinggi.

Penurunan penjualan Tesla tidak hanya disebabkan oleh sikap Musk yang kontroversial. Faktor lain, seperti penarikan subsidi pemerintah untuk kendaraan listrik dan perubahan preferensi konsumen di Eropa, juga berperan penting. Meski demikian, penurunan ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan performa Tesla di tahun-tahun sebelumnya. Data KBA menunjukkan bahwa penjualan mobil bertenaga baterai secara keseluruhan di Jerman meningkat 53,5%, namun Tesla tetap mengalami penurunan tajam. Ini menunjukkan adanya tantangan serius bagi Tesla di pasar Jerman.

Berdasarkan data terbaru, penjualan Tesla di Jerman mengalami penurunan yang sangat signifikan. Perusahaan harus berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari kebijakan pemerintah hingga perubahan selera konsumen. Dukungan Musk terhadap partai AfD tampaknya memperburuk situasi, sehingga Tesla perlu mencari strategi baru untuk memulihkan pangsa pasarnya di negara ini. Situasi ini juga menyoroti pentingnya hubungan antara eksekutif perusahaan dan opini publik, terutama dalam industri otomotif yang sangat kompetitif.