Pada akhir Desember 2024, kontrak jajaran asisten pelatih Timnas Indonesia resmi berakhir. Mantan asisten pelatih, Yoo Jae Hoon, mengungkapkan bahwa hanya pelatih kepala Skuad Garuda, Shin Tae-yong, yang statusnya dipecat oleh PSSI pada awal Januari 2025. Posisi tersebut kemudian diambil alih oleh Patrick Kluivert. Yoo Jae Hoon menyatakan bahwa dia tidak memiliki informasi detail tentang kontrak Shin Tae-yong, yang sebelumnya diperpanjang hingga 2027. Dia juga menegaskan bahwa masalah kompensasi pemecatan bukan urusannya dan tidak pernah dibahas dengan Shin Tae-yong.
Pada hari Minggu, 26 Januari 2025, di kota Tangerang, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, Yoo Jae Hoon, membuka fakta baru tentang kontrak tim. Menurutnya, kontrak para asisten pelatih telah berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, kontrak pelatih kepala, Shin Tae-yong, masih berlaku hingga 2027 sebelum akhirnya dicopot dari jabatannya pada 6 Januari 2025.
Yoo Jae Hoon menjelaskan bahwa dia tidak memiliki informasi spesifik tentang proses pengakhiran kontrak Shin Tae-yong atau apakah Shin telah menerima kompensasi. "Urusan kontrak coach Shin bukan urusan saya. Agennya coach Shin dengan federasi yang akan membicarakan," katanya. Selain itu, dia menambahkan bahwa dia tidak pernah mendiskusikan masalah ini dengan Shin Tae-yong.
Sebelumnya, Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengungkapkan bahwa PSSI harus membayar kompensasi puluhan miliar rupiah sebagai akibat dari pemutusan kontrak Shin Tae-yong. Meski demikian, keputusan ini diambil demi kebaikan tim nasional.
Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam manajemen kontrak dan kebijakan olahraga. Keputusan untuk memecat pelatih kepala dan merekrut pengganti dapat membawa dampak signifikan pada performa tim. Transparansi dalam proses ini dapat membantu menghindari spekulasi dan ketidakpastian di kalangan penggemar dan anggota tim. Selain itu, hal ini juga menunjukkan komitmen PSSI terhadap perkembangan dan peningkatan kualitas tim nasional.