Stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami pengurangan dan gangguan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Banyak orang mencari metode untuk menyembuhkan stroke, salah satunya dengan menusuk telinga menggunakan jarum. Namun, benarkah metode ini efektif?

Temukan Solusi Terbaik untuk Pemulihan Stroke

Mitos Tusuk Jarum di Telinga untuk Stroke

Masyarakat umum percaya bahwa menusuk telinga penderita stroke dengan jarum dapat membantu memperlancar aliran darah yang sempat tersumbat. Namun, anggapan ini ternyata hanyalah mitos belaka. Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, dr. Sahat Aritonang, menegaskan bahwa tidak ada korelasi antara menusuk bagian telinga dan memperlancar peredaran darah, terutama pada pasien stroke.Menusukkan jarum ke telinga saat pasien terserang stroke justru akan menghambat pengobatan. Alih-alih membantu, tindakan ini malah akan membuat pasien kehilangan golden period, yaitu menit-menit awal yang sangat krusial untuk penanganan stroke. Pasien stroke harus segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Penanganan Stroke yang Tepat

Untuk mendapatkan penanganan yang optimal, pasien stroke harus segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Pada menit-menit awal setelah terkena stroke, dikenal sebagai golden period, dimana penanganan yang cepat dan tepat sangat menentukan keberhasilan pemulihan pasien.Berbagai metode pengobatan dapat dilakukan, seperti pemberian obat-obatan untuk memecah gumpalan darah, tindakan bedah untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah, serta terapi fisik untuk membantu pasien memulihkan fungsi tubuh yang terganggu. Dengan penanganan yang tepat, pasien stroke memiliki peluang yang lebih baik untuk kembali pulih dan menjalani kehidupan normal.

Pentingnya Pencegahan Stroke

Selain penanganan yang tepat saat terkena stroke, upaya pencegahan juga sangat penting untuk dilakukan. Beberapa faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan antara lain tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, dan gaya hidup tidak sehat.Dengan mengendalikan faktor-faktor risiko tersebut melalui pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi, seseorang dapat menurunkan risiko terkena stroke. Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat dianjurkan untuk mendeteksi adanya gejala stroke sedini mungkin.Mitos tusuk jarum di telinga untuk menyembuhkan stroke jelas tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Upaya terbaik untuk mengatasi stroke adalah dengan mendapatkan penanganan medis yang tepat dan melakukan pencegahan sejak dini. Dengan demikian, pasien stroke dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk pulih dan kembali menjalani kehidupan normal.