Gaya Hidup
Negara Korea Utara: Perayaan Natal Dilarang, Hukuman Mati untuk Ketahuan
2024-12-14
Dalam dunia yang penuh dengan perayaan, perbedaan antara berbagai negara sangat menarik. Salah satu perbedaan yang menarik adalah tentang perayaan Natal. Di Indonesia, seluruh umat Kristiani akan merayakan Hari Raya Natal dalam beberapa hari lagi. Namun, di Korea Utara, merayakan Natal adalah hal ilegal dan dapat dikenai hukuman mati.

Peraturan di Korea Utara

Korea Utara adalah negara yang melarang penduduknya memeluk agama apapun. Aturan ini membuat sebagian penduduk Korea Utara menjadi atheis, meskipun ada warga yang secara diam-diam mempraktekkan ritual keagamaan. Jika ketahuan terancam, mereka bisa dipenjara bahkan dihukum mati.

Perspektif Kang Jimin

Kang Jimin, seorang pembelot Korea Utara, mengaku tidak mengetahui ada Natal saat tinggal di Ibu Kota Pyongyang. Dia mengatakan, "Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus tetapi Korea Utara jelas merupakan negara komunis sehingga orang-orang tidak mengetahui siapa Yesus Kristus. Mereka tidak tahu siapa Tuhan. Keluarga Kim adalah Tuhan mereka."Para warga Korea Utara mungkin tidak menyadari konotasi perayaan Natal dengan hari raya umat Kristiani. Meski ada pohon yang dihiasi pernak-pernik dan lampu Natal di Pyongyang, pohon tersebut ada sepanjang tahun.

Sejarah Korea Utara

Sejarah mencatat bahwa Korea Utara pernah menjadi negara Kristen sebelum Perang Korea pecah. Banyak pendeta sebenarnya berasal dari wilayah utara Korea. Sekitar 60 tahun lalu, Korea Utara adalah negara yang sangat Kristen. Orang-orang menyebutnya "Jerusalem di Timur."Hingga saat ini, masih ada rakyat Korea Utara yang diam-diam mempraktekkan ajaran Kristiani. Namun, jika diketahui, mereka akan menghadapi konsekuensi berat. Seperti yang dikatakan Kang Jimin, jika seseorang beragama Kristen, mereka akan dibawa ke kamp penjara.

Gereja di Korea Utara

Terdapat beberapa gereja Kristen di Korea Utara yang didukung dan dikendalikan negara. Pusat Database Hak Asasi Manusia Korea Utara (NKDB) memperkirakan terdapat 121 fasilitas keagamaan di negara tersebut, termasuk 64 kuil Buddha, 52 kuil Cheondoist, dan lima gereja Kristen.Namun, gereja di Korea Utara tidak bisa dikunjungi warga biasa. Alih-alih digunakan sebagai tempat ibadah, gereja di Korea Utara hanya dijadikan sebagai tempat kunjungan turis. Jika ada orang yang bertanya, "Apa di sini ada gereja?", mereka bisa menjawab: "Tentu saja kita punya gereja, kita punya semuanya karena kita adalah negara yang bebas", kemudian mereka akan mengajak tur ke sana.
More Stories
see more