Pasar
OJK: Cara Berupaya Mencegah Greenwashing di Indonesia
2024-12-10
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berusaha keras untuk mencegah praktik greenwashing di dalam negeri. Dengan bekerjasama dengan United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), sebuah badan dari PBB, OJK berupaya untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha jasa keuangan. Greenwashing adalah perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk yang mengomunikasikan kinerjanya secara positif. Untuk mengatasi masalah ini, OJK bersama UNEP FI melakukan Diseminasi Riset Kolaborasi dengan tema “The Greenwashing Trap: How to Build Public Awareness” di Jakarta, Kamis (05/12). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi strategis dalam mencegah dan menangani isu greenwashing di industri jasa keuangan.

Perspektif Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim saling berkaitan. Transparansi menjadi fondasi penting dalam menjaga kredibilitas dan keberlanjutan produk keuangan berkelanjutan di pasar global. Kerja sama antara regulator, lembaga keuangan, investor, dan masyarakat luas sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan keberlanjutan yang dapat diukur. “Kami percaya bahwa transparansi yang lebih baik akan menjadi fondasi dalam menjaga kredibilitas dan keberlanjutan produk keuangan berkelanjutan di pasar global. Juga, dibutuhkan kerja sama antara regulator, lembaga keuangan, investor, dan masyarakat luas. Pendekatan kolaboratif ini penting untuk memastikan akuntabilitas dan keberlanjutan yang dapat diukur secara nyata,” kata Mirza.

Struktur Perubahan Bisnis

Deputi Komisioner Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi OJK Irnal Fiscallutfi menyatakan bahwa pergeseran dan transformasi kebijakan telah mengubah struktur proses bisnis dan perilaku pasar perusahaan di sektor jasa keuangan, menimbulkan risiko dan peluang. Pertumbuhan pesat produk keuangan berkelanjutan menciptakan kebutuhan mendesak terhadap standar pelaporan keuangan yang lebih transparan. Hal ini penting untuk mencegah klaim ramah lingkungan yang menyesatkan atau greenwashing. “Pertumbuhan pesat produk keuangan berkelanjutan ini menciptakan kebutuhan mendesak akan standar pelaporan keuangan yang lebih transparan. Hal ini menjadi sangat penting untuk mencegah klaim ramah lingkungan yang menyesatkan, atau yang dikenal sebagai greenwashing,” ujar Irnal.

Kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN

Kepala Perwakilan (Resident Coordinator) PBB di Indonesia Gita Sabharwal menekankan pentingnya kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi praktik greenwashing di kawasan ASEAN. Standarisasi metrik ESG, transparansi, dan verifikasi yang kuat menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dalam keuangan berkelanjutan. “Dengan menyoroti pentingnya standarisasi metrik ESG, transparansi, dan verifikasi yang kuat, Indonesia diharapkan mampu membangun kepercayaan dalam keuangan berkelanjutan,” kata Gita. Gita juga menyerukan penguatan kerangka regulasi dan kemitraan global seperti dengan UNEP FI untuk menyelaraskan upaya Indonesia dengan standar internasional dan menarik lebih banyak investasi ESG.Riset ini berisi analisis mendalam terkait berbagai aspek greenwashing, termasuk konsep, tipe, dampak, dan strategi mitigasi. Diseminasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong penerapan praktik keuangan berkelanjutan yang lebih transparan dan berintegritas. Melalui kerja sama antara OJK Institute dan UNEP FI, riset kolaborasi menjadi langkah awal untuk memperkuat regulasi dan mendorong tata kelola yang lebih baik di sektor jasa keuangan, sekaligus membangun ekosistem keuangan berkelanjutan yang lebih kredibel.
More Stories
see more