Pasar
Pasar Modal Indonesia: Dinamika IHSG di Penghujung 2024
2024-12-30
Pada penghujung tahun 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan dinamika yang cukup menarik. Perdagangan terakhir tahun ini mencatatkan fluktuasi signifikan, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia.
Penurunan IHSG Menghadapi Tantangan Akhir Tahun
Pasar saham Indonesia mengalami penurunan pada perdagangan sesi pertama Senin (30/12/2024). Meskipun masih bertahan di level psikologis 7.000, IHSG sempat terkoreksi ke level 6.900 di awal sesi. Nilai transaksi mencapai Rp 4,9 triliun, melibatkan lebih dari 11 miliar saham.Sektor Keuangan Menjadi Penekan Utama
Sektor keuangan menjadi sektor yang paling banyak memberikan tekanan pada IHSG di sesi perdagangan pertama hari ini. Kedua bank besar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk, turut berkontribusi sebagai penekan utama indeks. Selain itu, emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk dan emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk juga berperan dalam penurunan tersebut. Dengan minimnya sentimen pasar, IHSG tampak kesulitan untuk bangkit dan cenderung mendatar hingga akhir perdagangan.Secara umum, prospek perlambatan penurunan suku bunga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja IHSG. Bank Indonesia hanya menurunkan suku bunga sekali pada September lalu sebesar 25 basis poin, sehingga BI Rate tetap bertahan di level 6%. Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve menurunkan suku bunga tiga kali pada tahun ini, dengan proyeksi penurunan dua kali lagi pada tahun depan.Dampak Perlambatan Penurunan Suku Bunga
Perlambatan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Federal Reserve memiliki dampak signifikan terhadap kinerja pasar modal. Fed Chairman Jerome Powell menyatakan bahwa langkah penurunan suku bunga telah mencapai satu poin persentase dari puncaknya, membuat kebijakan moneter menjadi lebih longgar. Namun, ini juga berarti Fed dapat lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan penyesuaian suku bunga kebijakan di masa mendatang.Lebih lanjut, pejabat Fed menunjukkan rencana pemotongan suku bunga dua kali pada 2026 dan sekali lagi pada 2027. Dalam jangka panjang, komite memandang suku bunga "netral" berada pada 3%, sedikit lebih tinggi dibandingkan pembaruan September. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga secara perlahan meningkat sepanjang tahun ini, mencerminkan stabilitas ekonomi global yang sedang berlangsung.Tantangan dan Peluang di Tahun Depan
Di penghujung tahun 2024, IHSG tampaknya tidak mendapat berkah dari fenomena Santa Claus Rally. Ini menandakan tantangan yang harus dihadapi pasar saham Indonesia di tahun depan. Meskipun demikian, peluang masih ada bagi investor yang mampu memahami dinamika pasar dan mengambil keputusan yang tepat. Dengan analisis yang mendalam dan strategi investasi yang solid, investor dapat memanfaatkan situasi ini untuk meraih keuntungan di masa mendatang.Keputusan investasi tetap berada di tangan setiap individu, dan CNBC Indonesia Research tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. Artikel ini disajikan sebagai pandangan jurnalistik dan analisis pasar, bertujuan untuk memberikan informasi yang mendalam kepada pembaca.