Dengan berlakunya penggabungan ini, nasabah PT Bank Commonwealth secara otomatis menjadi nasabah OCBC Indonesia. Keputusan ini bukan hanya mencerminkan perubahan struktural dalam industri perbankan lokal, tetapi juga menunjukkan strategi global yang lebih luas dari bank-bank internasional. Dalam konteks ini, artikel ini akan menjelajahi alasan di balik keputusan bank asing untuk meninggalkan pasar Indonesia serta implikasinya bagi pelaku ekonomi domestik.
Salah satu faktor utama yang mendorong bank asing untuk keluar dari Indonesia adalah reorientasi strategi global mereka. Contohnya, Citibank telah menyelesaikan penjualan bisnis ritelnya kepada PT Bank UOB Indonesia pada November 2023. Setelah transisi ini, Citi Indonesia akan fokus pada korporasi dan kredit konsumen tidak langsung. Hal ini sejalan dengan rencana Citigroup untuk menyederhanakan operasinya di luar Amerika Utara.
Sementara itu, Rabobank Indonesia, yang telah beroperasi selama 29 tahun, juga memutuskan untuk menghentikan operasinya pada April 2019. Keputusan ini didasari oleh kerugian finansial yang dialami selama bertahun-tahun dan perubahan fokus strategis ke rantai pasokan pangan dan agrikultur. Pada Desember 2019, PT Bank Central Asia Tbk. mengambil alih aset Rabobank melalui anak usahanya, BCA Finance.
Bank RBS Indonesia, yang telah beroperasi sejak 1969, juga mengalami pencabutan izin usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2018. Ini merupakan bagian dari reorganisasi global RBS yang mencakup penutupan operasi di 24 negara lainnya. Alasan utamanya adalah perubahan strategi induk perusahaan di Belanda.
PT Bank ANZ Indonesia, yang telah hadir di Indonesia sejak 1973, melepas bisnis ritelnya kepada PT Bank DBS Indonesia pada tahun 2018. Penjualan ini mencakup layanan kredit ritel dan wealth management. ANZ merugi sebesar US$ 265 juta atau sekitar Rp3,4 triliun karena langkah ini. Hal ini berkaitan dengan perubahan strategi ANZ di kawasan Asia.
Barclays, bank asal Inggris, menjadi salah satu bank asing pertama yang meninggalkan Indonesia. Masuk ke pasar Indonesia pada 2008 melalui akuisisi Bank Akita, Barclays kemudian mengubah nama menjadi Bank Barclays Indonesia. Ini sejalan dengan strategi raksasa bank Inggris tersebut untuk reorganisasi melalui tiga divisi terpisah. Langkah ini menelan biaya hingga 100 juta pound atau sekitar US$ 150 juta.
Bank Credit Agricole Indosuez, bank asal Prancis, juga mengundurkan diri dari Indonesia pada 27 Januari 2003. Izin usahanya dicabut atas permintaan pemegang saham karena kinerja perseroan yang memburuk. Upaya restrukturisasi kredit dan penambahan modal tidak mampu menyelamatkan bank tersebut.