PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS), distributor resmi Nissan di Indonesia, mengonfirmasi adanya pembicaraan intens antara dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, terkait rencana merger mereka. Direktur Utama IMAS, Jusak Kertowidjojo, memastikan bahwa informasi ini akurat, namun belum ada diskusi dengan Nissan Global tentang aksi korporasi tersebut. Manajemen juga menjamin bahwa situasi ini tidak akan berdampak pada operasional dan penjualan perusahaan dalam jangka pendek maupun panjang. Rencana merger ini, jika terwujud, akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen.
Pembicaraan antara Honda dan Nissan telah mencapai tahap yang serius, dengan kedua pihak berencana untuk mengadakan rapat dewan dan konferensi pers bersama. Meskipun IMAS belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari Nissan Global, perusahaan menegaskan bahwa merger ini tidak akan mempengaruhi operasional atau penjualan mereka secara signifikan. Integrasi potensial ini termasuk pembentukan perusahaan induk bersama dan kolaborasi dalam produksi serta teknologi kendaraan listrik.
Dalam upaya memperkuat kemitraan, Honda dan Nissan merencanakan langkah-langkah strategis seperti Honda menyediakan kendaraan hybrid ke Nissan dan penggunaan bersama fasilitas perakitan mobil di Inggris. Media Pemerintah Jepang, NHK, melaporkan bahwa pembicaraan prinsipal antara kedua perusahaan diperkirakan selesai pada tahun 2025. Renault, pemilik saham terbesar Nissan, juga menunjukkan sikap terbuka terhadap kemungkinan kerja sama ini. Hal ini mencerminkan adaptasi industri otomotif global terhadap tantangan baru dari pesaing seperti Tesla dan produsen China yang fokus pada kendaraan listrik.
Berita merger ini membawa dampak luas bagi industri otomotif global, termasuk pasar Indonesia. Meski IMAS belum menerima instruksi langsung dari Nissan Global, manajemen perusahaan tetap optimistis bahwa situasi ini tidak akan mengganggu operasional dan penjualan mereka. Selain itu, IMAS menegaskan tidak memiliki informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham atau kondisi perusahaan.
Rencana merger ini juga menciptakan peluang baru bagi industri otomotif Indonesia. Dengan integrasi yang lebih kuat antara Honda dan Nissan, bisa ada inovasi dan efisiensi dalam produksi serta distribusi kendaraan. Selain itu, kolaborasi dalam teknologi kendaraan listrik dapat mendorong pertumbuhan pasar otomotif lokal yang lebih berkelanjutan. Meski masih dalam tahap awal, prospek ini menjanjikan masa depan yang cerah bagi industri otomotif di Indonesia.