Penambangan tanpa izin (PETI) telah menjadi isu penting dalam industri pertambangan timah di Indonesia, khususnya di Provinsi Bangka Belitung. Menurut Harwendro Adityo Dewanto, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), praktik penambangan ilegal ini menimbulkan tantangan yang kompleks karena menjadi sumber penghasilan bagi banyak penambang lokal. AETI mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini melalui pemberian Izin Pertambangan Rakyat (IPR), yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat penambang.
Dalam suasana hangat di Jakarta, Harwendro Adityo Dewanto memaparkan bahwa situasi penambangan ilegal di Bangka Belitung cukup rumit. Banyak penambang mengandalkan aktivitas ini sebagai mata pencaharian utama mereka. Untuk mengatasi permasalahan ini, AETI mendukung langkah-langkah pemerintah yang bertujuan untuk memberikan solusi jangka panjang. Salah satu inisiatif yang dipromosikan adalah penerapan Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Dengan adanya IPR, diharapkan penambang dapat beroperasi secara legal dan mendapatkan keuntungan yang lebih terjamin.
Selain itu, AETI juga menyoroti prospek dan tantangan industri timah di Indonesia. Meskipun industri ini memiliki potensi besar, ada sejumlah hambatan yang perlu diatasi, seperti regulasi yang ketat dan persaingan global. Namun, dengan dukungan dari pemerintah dan organisasi terkait, diharapkan industri timah dapat berkembang lebih pesat dan berkelanjutan.
Dalam diskusi yang disiarkan oleh CNBC Indonesia pada Kamis, 2 Januari 2025, Andi Shalini dan Harwendro Adityo Dewanto membahas berbagai aspek penting terkait penambangan ilegal dan prospek industri timah di Indonesia. Mereka menyepakati bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat penambang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.
Dari perspektif seorang jurnalis, upaya-upaya yang dilakukan oleh AETI dan pemerintah menunjukkan komitmen kuat untuk merubah paradigma penambangan timah di Indonesia. Langkah-langkah konstruktif ini bukan hanya akan menguntungkan para penambang, tetapi juga akan membawa dampak positif bagi ekonomi regional dan nasional. Melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, diharapkan industri timah Indonesia dapat tumbuh lebih kuat dan berdaya saing di panggung internasional.