Perusahaan ini memiliki strategi yang solide untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan adanya peningkatan produksi pabrik kedua di Palu, BRMS telah berhasil meningkatkan produksi emas hingga kuartal III tahun ini menjadi 45.366 oz, melewati total produksi tahun 2023 yang sebesar 23.270 oz.
Peningkatan produksi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan operasional yang kuat dari BRMS, tetapi juga memberikan harapan bagi para investor. Produksi tersebut terus menggarisbawahi momentum operasional yang baik dan memberikan gambaran positif tentang masa depan perusahaan.
Tambang unggulan BRMS di Sulawesi Tengah, yang memiliki cadangan sebesar 34,1 juta oz dan sumber daya sebesar 40,2 juta oz dengan kadar rata-rata 3,2 – 3,5 g/t, tetap menjadi pusat dari strategi pertumbuhan perusahaan. Perusahaan saat ini mengoperasikan dua pabrik dengan kapasitas pengolahan gabungan sebesar 4.500 ton per hari dan berencana untuk melakukan ekspansi dengan fasilitas pelindian (heap leach) berkapasitas 4.000 ton per hari pada kuartal I tahun 2025.
Selain itu, dimulainya pertambangan bawah tanah di Blok-1 Poboya, dengan target kadar yang lebih tinggi yaitu 4,9 g/t, diproyeksikan dapat meningkatkan produksi emas menjadi 145,4 koz pada tahun 2027 atau naik 165,6%. Perusahaan juga menguasai 126,1 juta ton cadangan yang belum dimanfaatkan di Banten, Aceh, dan Gorontalo, atau empat kali lipat lebih besar dari cadangan CPM. Aset utama, Gorontalo Minerals, diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2026 mendatang dengan kapasitas 2.000 ton per hari untuk memproses emas (rata-rata 1,69 g/t), yang akan meningkatkan potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Perusahaan ini memiliki berbagai aset dan strategi yang membuatnya menjadi salah satu perusahaan yang menarik untuk diinvestasikan. Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut dan potensi yang besar, BRMS memiliki peluang untuk memberikan keuntungan bagi para investor di masa mendatang.