Dalam lansiran terbaru dari Jakarta, industri asuransi jiwa di Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam meningkatkan penetrasi pasar. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, hingga September 2024, penetrasi asuransi hanya mencapai 2,8%, dengan densitas asuransi sebesar Rp2.080.020. Meskipun ada peningkatan dibandingkan akhir tahun 2023, angka ini masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia (4,8%), Singapura (11,4%), dan Afrika Selatan (12,6%). Untuk merespons situasi ini, perusahaan asuransi mulai berinovasi dengan memperkenalkan produk baru yang lebih fleksibel dan menarik bagi konsumen.
Pada awal tahun 2025, PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk, yang sebelumnya dikenal sebagai Sinarmas MSIG Life, meluncurkan produk asuransi jiwa bernama Smile Ultima Term Life (SURE) di tengah musim pengembangan industri. Produk ini dirancang untuk memberikan perlindungan jiwa terhadap risiko meninggal dunia dan 10 penyakit kritis mayor. Salah satu fitur unggulan adalah pengembalian premi hingga 140% jika tidak ada klaim selama masa perlindungan. Nasabah juga dapat menyesuaikan fokus manfaat antara uang pertanggungan atau pengembalian premi lebih besar di akhir periode asuransi, serta mengatur premi, masa pembayaran, dan durasi perlindungan sesuai kebutuhan.
Wianto Chen, CEO & President Director PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk, menjelaskan bahwa produk ini mendukung rencana keuangan jangka menengah dan bertujuan untuk meningkatkan penetrasi pasar serta mendukung target pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia. Sebagai strategi pemasaran, MSIG Life masih mengandalkan tenaga pemasaran, dengan peningkatan jumlah pemasar aktif hingga 40% year on year pada November 2024, yang mendukung pertumbuhan pendapatan premi sebesar 30% yoy.
Dengan inovasi ini, perusahaan berharap dapat memenuhi kebutuhan keluarga muda Indonesia akan produk asuransi yang berjangka, fleksibel, dan memberikan manfaat pasti.
Dari perspektif seorang jurnalis, peluncuran produk ini menunjukkan komitmen industri asuransi untuk lebih memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Langkah ini bukan hanya sekadar meningkatkan penetrasi pasar, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan finansial dalam menghadapi risiko hidup. Ini menjadi langkah penting bagi masyarakat untuk merencanakan masa depan yang lebih aman secara finansial.