Angkie Yudistia, seorang tokoh penting dalam pemerintahan, telah meraih penghargaan bergengsi untuk kategori "Pemimpin Wanita Inklusif dengan Disabilitas". Penghargaan ini menjadi bukti komitmennya terhadap inklusivitas di Indonesia. Selain menerima penghargaan, Angkie juga berbagi wawasan penting tentang ekonomi inklusif dalam acara Sarasehan bertajuk Menuju Indonesia Emas 2045. Acara tersebut digelar di Antara Heritage Center, Jakarta, sebagai platform untuk mendiskusikan peran ekonomi inklusif dalam menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.
Ekonomi inklusif merupakan strategi utama pembangunan nasional, menurut Angkie. Dalam diskusi tersebut, ia menekankan bahwa kesempatan yang sama bagi semua orang adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan nyata. Angkie menjelaskan bahwa kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas, perempuan kepala keluarga, dan pekerja informal, harus memiliki akses setara ke peluang ekonomi. "Kita harus membangun ekosistem yang mendukung mandiri dan berdaya secara ekonomi," ujarnya. Selain itu, Angkie menyoroti peran generasi muda dalam mengakselerasi ekonomi inklusif melalui inovasi dan teknologi. Generasi muda, dengan akses luas ke teknologi dan informasi, dapat menciptakan solusi inklusif yang membuka jalan untuk ekonomi yang lebih adil.
Membangun Indonesia Emas 2045 tidak hanya menjadi impian, tetapi juga tujuan yang realistis jika ekonomi inklusif menjadi prioritas nasional. Dengan pendekatan yang melibatkan semua pihak, termasuk kelompok rentan dan generasi muda, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan adil bagi seluruh masyarakat Indonesia. Visi ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang saling mendukung dan berkembang bersama.