Pada akhir perdagangan Senin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan seiring dengan sikap hati-hati investor menunggu perkembangan sentimen pasar global. Indeks ini bergerak turun 1,17% ke level 7.080,47 setelah dua hari berturut-turut stabil di atas 7.100. Volume transaksi mencapai Rp 8 triliun dengan 22 miliar saham berpindah tangan. Sektor bahan baku dan keuangan menjadi pendorong utama penurunan ini. Emiten perbankan seperti Bank Mandiri, BCA, dan BRI serta PT Chandra Asri Pacific Tbk menjadi kontributor terbesar dalam penurunan indeks. Investor menantikan hasil pertemuan FOMC dari Federal Reserve AS yang akan mempengaruhi kebijakan suku bunga.
Investor tampaknya lebih berhati-hati pada perdagangan Senin, ditandai dengan penurunan IHSG hingga 1,17%. Ini merupakan respons terhadap ketidakpastian sentimen global, khususnya menjelang pertemuan FOMC The Fed. Dalam dua hari terakhir, IHSG telah berusaha untuk tetap stabil di atas 7.100, namun pada hari ini turun ke level psikologis 7.000. Volume transaksi mencapai Rp 8 triliun dengan 22 miliar saham diperdagangkan. Pergerakan ini mencerminkan keragu-raguan pasar tentang arah ekonomi global dan domestik.
Secara spesifik, sektor bahan baku dan keuangan menjadi pendorong utama penurunan IHSG. Sektor bahan baku anjlok 1,65%, sementara sektor keuangan turun 1,13%. Emiten perbankan seperti Bank Mandiri, BCA, dan BRI juga berkontribusi besar dalam penurunan ini, dengan Bank Mandiri menyumbang 13,4 indeks poin, BCA 11,5 indeks poin, dan BRI 5,8 indeks poin. Selain itu, PT Chandra Asri Pacific Tbk dan Telkom Indonesia juga menjadi faktor penekan utama. Investor masih menantikan data Non-Farm Payrolls AS Desember yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lapangan pekerjaan.
Meskipun ada harapan akan fenomena January Effect, probabilitas IHSG mendapatkan momentum positif di awal Januari 2025 tampaknya rendah. Fenomena ini biasanya membawa kenaikan harga saham pada dua minggu pertama Januari, tetapi arus dana asing yang masih outflow membuat peluang ini berkurang. Historisnya, IHSG telah mengalami tren penurunan selama empat bulan terakhir, yang berpotensi mempengaruhi sentimen pasar.
Ketidakpastian ekonomi global, termasuk hasil pertemuan FOMC The Fed yang akan diumumkan pada 30 Januari, juga mempengaruhi ekspektasi pasar. Data Non-Farm Payrolls AS Desember diperkirakan akan mencatatkan penurunan lapangan pekerjaan yang signifikan dibandingkan November. Investor berharap bahwa meski kondisi saat ini kurang menguntungkan, potensi rebound dapat muncul jika sentimen global mulai membaik. Namun, situasi saat ini menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam fase konsolidasi setelah periode penurunan yang panjang.