Gaya Hidup
Penyelidikan Cuti Sakit di Jerman: Detektif Swasta Menjadi Solusi
2025-01-14

Pada beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan di Jerman telah mengambil langkah-langkah ekstrem untuk memastikan bahwa karyawan yang mengambil cuti sakit jangka panjang benar-benar membutuhkan waktu istirahat tersebut. Dengan meningkatnya jumlah hari cuti sakit dan dampak negatif terhadap ekonomi nasional, bisnis detektif swasta mendapatkan momentum baru. Peningkatan ini menunjukkan kekhawatiran perusahaan atas produktivitas karyawan dan mencari cara efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Lonjakan Bisnis Detektif Swasta Seiring Meningkatnya Cuti Sakit

Dalam suasana musim gugur yang penuh warna, Frankfurt menyaksikan pertumbuhan bisnis detektif swasta seperti Lentz Group. Marcus Lentz, pendiri perusahaan tersebut, melaporkan peningkatan permintaan hingga 1.200 kasus setiap tahun, dua kali lipat dari beberapa tahun lalu. Badan statistik federal Destatis mencatat bahwa pekerja Jerman rata-rata mengambil cuti sakit selama 15,1 hari pada tahun 2023, naik dari 11,1 hari pada 2021. Angka ini diperkirakan telah menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman sebesar 0,8 persen pada tahun 2023, berkontribusi pada kontraksi ekonomi sebesar 0,3 persen.

Tingginya angka absensi ini juga dicatat oleh TK, salah satu perusahaan asuransi kesehatan resmi utama di Jerman, yang melaporkan rata-rata 14,13 hari izin sakit dalam sembilan bulan pertama tahun 2024. Data dari Organisasi Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan bahwa warga Jerman kehilangan rata-rata 6,8 persen jam kerja mereka pada tahun 2023 karena sakit, lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Prancis, Italia, dan Spanyol.

Kebijakan pascapandemi yang mempermudah akses cuti sakit melalui telepon diduga menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan ini. Kebijakan ini memungkinkan karyawan dengan gejala ringan mendapatkan surat keterangan cuti sakit tanpa harus bertemu langsung dengan dokter, sehingga banyak yang diduga menyalahgunakan sistem ini. Di Jerman, karyawan yang sakit berhak mendapatkan gaji penuh hingga enam minggu per tahun, setelah itu lembaga asuransi kesehatan mengambil alih pembayaran tunjangan.

Menghadapi beban keuangan, beberapa perusahaan beralih ke layanan detektif swasta untuk melakukan investigasi. "Semakin banyak perusahaan yang tidak mau lagi menerima cuti sakit yang berlebihan. Jika seseorang cuti sakit selama 30, 40 atau bahkan 100 hari dalam setahun, maka pada titik tertentu karyawan tersebut menjadi tidak menarik secara ekonomi bagi pemberi kerja," ungkap Marcus Lentz.

Berita ini membawa kita pada pemahaman bahwa meskipun upaya untuk memastikan integritas cuti sakit tampaknya drastis, hal ini mencerminkan pentingnya menjaga keseimbangan antara hak karyawan dan efisiensi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang merasa dirugikan oleh absensi berlebihan mencari solusi alternatif untuk mengatasi inefisiensi karyawan, sementara pemerintah mungkin perlu mengevaluasi ulang kebijakan cuti sakit untuk mencegah penyalahgunaan.

More Stories
see more