Pasar
Pergerakan IHSG: Kenaikan Tipis di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global dan Lokal
2025-01-07

Pada perdagangan Selasa, 7 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup dengan kenaikan yang sangat tipis. Meskipun bergerak volatil sepanjang sesi pertama, indeks berhasil bertahan di level psikologis 7.000. Transaksi mencapai Rp 9,5 triliun dengan 17,5 miliar saham yang diperdagangkan. Sektor kesehatan dan teknologi menjadi penopang utama, sementara beberapa emiten seperti PT Barito Renewables Energy Tbk dan PT Amman Mineral Internasional Tbk memberikan kontribusi signifikan. Namun, penjualan bersih oleh investor asing dan ketidakpastian ekonomi global terus mengganggu pasar.

Kinerja IHSG pada Perdagangan Selasa, 7 Januari 2025

Pada hari Selasa, 7 Januari 2025, di tengah suasana yang penuh ketidakpastian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup dengan kenaikan tipis 0,04% ke posisi 7.083,28. Meski demikian, pergerakan ini tidak lepas dari fluktuasi yang cukup tinggi sepanjang sesi pertama. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 9,5 triliun, melibatkan 17,5 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 1 juta kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 242 saham naik, 343 saham turun, dan 217 saham stagnan.

Dalam konteks sektoral, sektor kesehatan dan teknologi menjadi penopang utama dengan kenaikan masing-masing 0,87% dan 0,86%. Emiten energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), memberikan kontribusi terbesar dengan peningkatan 28,7 indeks poin, disusul oleh emiten pertambangan Grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang menyumbang 12,2 indeks poin. Sebaliknya, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi faktor penekan utama dengan penurunan 13,8 indeks poin.

Pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh arus modal asing yang keluar dari pasar saham Indonesia. Berdasarkan data pasar, asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 923,39 miliar pada hari Senin, 6 Januari 2025. Ketidakpastian di Amerika Serikat, termasuk kebijakan tarif impor dan imigrasi era Presiden Donald Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2025, membuat investor asing cenderung memburu dolar AS dan bahkan pasar saham AS. Selain itu, pasar masih menanti rilis data ekonomi global, terutama dari AS, seperti Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dan laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP untuk bulan Desember 2024.

Inspirasi dari Laporan Ini

Laporan ini memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika pasar saham Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan lokal. Meskipun IHSG hanya mengalami kenaikan tipis, hal ini menunjukkan bahwa pasar masih memiliki daya tahan yang kuat di tengah tantangan. Investor perlu tetap waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pasar, seperti kebijakan ekonomi AS dan arus modal asing. Namun, sektor-sektor tertentu seperti kesehatan dan teknologi telah membuktikan dirinya sebagai peluang investasi yang menjanjikan. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio dan pemahaman mendalam tentang kondisi makroekonomi menjadi kunci untuk mengambil keputusan investasi yang bijaksana.

More Stories
see more