Pasar
Perjalanan Dinasti Bisnis Salim: Dari Puncak Kekuasaan hingga Kebangkitan Kembali
2025-01-05
Berawal dari kisah seorang pengusaha yang mendirikan kerajaan bisnis melalui hubungan erat dengan pemerintahan, artikel ini membahas perjalanan hidup Sudono Salim dan bagaimana dinasti bisnisnya tumbang akibat krisis 1998. Namun, cerita ini tidak berakhir di sana; kita akan menelusuri proses pemulihan dan kebangkitan kembali keluarga Salim dalam dunia bisnis.
Kunci Sukses Berubah Menjadi Malapetaka: Kisah Inspiratif Perjuangan Keluarga Salim
Latar Belakang Hubungan Strategis
Sejak awal era kemerdekaan Indonesia, Sudono Salim membangun jaringan bisnis yang luas dan kuat. Kedekatannya dengan Soeharto, yang pada masa itu menjabat sebagai Kolonel, menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan bisnis Salim. Selama tiga dekade kepemimpinan Soeharto, Salim mampu memperluas jangkauan bisnisnya di berbagai sektor strategis seperti perbankan, konstruksi, dan industri makanan. Melalui sinergi yang saling menguntungkan, kedua tokoh ini mencapai puncak kesuksesan mereka.Hubungan erat antara Salim dan Soeharto tidak hanya didasarkan pada kepentingan bisnis semata. Soeharto memberikan perlindungan kepada Salim untuk memastikan operasional bisnis berjalan lancar, sementara Salim menyediakan dana dan dukungan finansial bagi Soeharto dan kroninya. Simbiosis mutual ini memungkinkan Salim menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, sementara Soeharto berhasil mempertahankan kekuasaannya.Krisis yang Mengubah Semuanya
Namun, kejayaan ini berubah drastis pada tahun 1998. Krisis moneter yang melanda Asia Tenggara juga menyerang Indonesia dengan sangat keras. Salah satu korban utamanya adalah Bank Central Asia (BCA), salah satu andalan Salim Group. Nasabah menarik dana secara massal, mengakibatkan bank ini berada di ujung tanduk. Situasi ini diperburuk oleh sentimen sosial yang menyalahkan pengusaha etnis Tionghoa atas krisis ekonomi.Kerusuhan Mei 1998 menjadi titik balik yang tragis. Massa yang terprovokasi menargetkan aset milik orang Tionghoa, termasuk properti dan kendaraan milik Sudono Salim. Rumahnya di Jakarta menjadi sasaran pembakaran, dan kerugian material yang ditimbulkan sangat besar. Banyak cabang BCA yang rusak parah, ATM dirusak, dan pabrik-pabrik Indofood dijarah. Kerusuhan ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga meruntuhkan reputasi Salim Group.Pemulihan dan Kebangkitan Kembali
Meskipun mengalami kerugian yang luar biasa, keluarga Salim tidak menyerah. Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto lengser, Salim Group mulai membangun kembali kekayaannya. BCA diambil alih oleh pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), namun Salim masih memiliki aset lain yang dapat digunakan sebagai fondasi pemulihan.Indofood, yang selamat dari kerusuhan, menjadi motor penggerak utama pemulihan Salim Group. Di bawah manajemen Anthony Salim, perusahaan ini berkembang pesat dan kembali menjadi pemain utama di industri makanan. Selain itu, Salim Group juga memperluas ke bidang migas, konstruksi, dan perbankan. Upaya ini menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi keluarga Salim dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial.Dalam perjalanan panjang ini, Sudono Salim dan keluarganya telah membuktikan bahwa krisis bisa menjadi peluang untuk bangkit kembali. Meski mengalami masa sulit, dinasti bisnis Salim terus bertahan dan berkembang, menjadi simbol ketahanan dan inovasi di tengah-tengah ketidakpastian.