Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) telah merespons situasi banyak sekolah yang mengalami keterlambatan dalam finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Panitia SNPMB memberikan perpanjangan waktu pendaftaran bagi sekolah-sekolah yang belum menyelesaikan proses ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses seleksi. Selain itu, beberapa sekolah telah melaporkan kelalaian dalam pengisian data, menyebabkan protes dari siswa dan orang tua.
Mendikti Saintek berusaha meminimalkan dampak negatif akibat keterlambatan finalisasi PDSS. Untuk itu, diberikan tambahan waktu selama 9 jam, dari pukul 19.00 pada 7 Februari hingga pukul 04.00 pada 8 Februari 2025, WIB. Tujuan utamanya adalah agar sekolah dapat memasukkan data siswa yang akan diusulkan untuk SNBP dan SNPMB dengan lebih teliti. Mendikti Saintek menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk membantu siswa mendapatkan akses ke pendidikan tinggi tanpa hambatan.
Dalam rangka memperbaiki situasi, Mendikti Saintek mendorong sekolah-sekolah untuk memanfaatkan waktu tambahan ini sebaik-baiknya. Perpanjangan waktu ini bukan hanya solusi jangka pendek tetapi juga upaya untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam proses seleksi. Mendikti Saintek percaya bahwa dengan dukungan ini, sekolah dapat menyelesaikan tugas mereka tepat waktu dan siswa bisa merasa lebih tenang dalam persiapan mereka untuk SNBP dan SNPMB.
Berbagai laporan mengenai kelalaian sekolah dalam melakukan finalisasi PDSS telah mencuat. Misalnya, ratusan siswa SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, Kalimantan Barat, yang mengalami kegagalan dalam proses SNBP karena tidak adanya penyelesaian data oleh pihak sekolah. Situasi serupa terjadi di SMK Negeri 2 Solo, di mana siswa dan wali murid melakukan protes atas kegagalan sekolah dalam menyelesaikan PDSS. Kejadian-kejadian ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan komitmen sekolah dalam mempersiapkan data siswa dengan tepat.
Kelalaian ini tidak hanya mempengaruhi peluang siswa untuk masuk perguruan tinggi melalui SNBP tetapi juga menciptakan ketidakpuasan dan kekecewaan di kalangan siswa dan orang tua. Mendikti Saintek menekankan bahwa perpanjangan waktu ini harus digunakan sebagai peluang untuk memperbaiki kesalahan dan memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan yang adil. Langkah-langkah preventif juga perlu dipertimbangkan untuk menghindari masalah serupa di masa depan, seperti pelatihan intensif bagi staf sekolah dan pemantauan yang lebih ketat terhadap proses penginputan data.