Pasar
Pertumbuhan Kredit Bank dan Ekonomi RI: Perbedaan dan Hubungan
2024-12-05
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat pertumbuhan ekonomi RI sedang melemah, pertumbuhan kredit tetap melaju kencang. Pada periode September 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kredit perbankan tumbuh 10,85% secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.579 triliun. Namun, pada saat yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 sebesar 4,95% yoy.
Penjelasan Penerapan Kredit di Indonesia
Pertumbuhan kredit tidak selalu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, di masa lalu, pertumbuhan kredit pernah mencapai 25%, tetapi pertumbuhan ekonomi tetap di bawah 6%. Hal ini disebabkan oleh tingkat efisiensi ekonomi yang ditunjukkan oleh incremental capital output ratio (ICOR). Kredit bank bisa tinggi, artinya investasi tumbuh, tetapi karena ICOR-nya besar maka pertumbuhan ekonomi tetap rendah. Selain itu, angka kesenjangan yang tinggi juga menyebabkan tidak terjadi penciptaan daya beli di kelompok miskin.Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh kelompok kaya. Menurut Associate Faculty LPPI Ryan Kiryanto, kinerja sektor perbankan saja tidak serta merta menopang pertumbuhan ekonomi negara, sebab ada sektor-sektor lain seperti pasar modal. Kemudian, penyaluran kredit yang ditopang oleh segmen korporasi berasal dari bank himpunan bank milik negara (himbara). Karena itu inline dengan program pemerintah dalam konteks pembangunan Proyek Strategis Nasional.Sektor UMKM mengalami penurunan daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan kredit di sektor UMKM cenderung melandai dan dibarengi dengan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Oleh karena itu, ke depan tahun 2025, porsi korporasi yang tetap bertahan harus lebih berhati-hati dalam memberikan kredit.Perubahan Kebijakan KLM
Kredit perbankan belakangan tumbuh karena insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM). Sejumlah segmen yang dicakup oleh KLM merupakan sektor padat modal bukan padat karya. Namun, efek ke pertumbuhan ekonominya tidak dirasakan semua rumah tangga. BI akan menggeser kebijakan KLM ke sektor padat karya mulai 1 Januari 2025. Insentif KLM sendiri adalah insentif yang ditetapkan oleh BI dengan cara mengurangi Giro Wajib Minimum (GWM) hingga 4%. Insentif ini diberikan kepada perbankan yang menyalurkan kreditnya ke sektor-sektor yang telah ditentukan oleh BI dan dianggap berkontribusi besar pada perekonomian.