Berita
Perubahan Kepemimpinan di Suriah: Ahmed al-Sharaa Menjadi Presiden Interim
2025-01-30

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed al-Sharaa, telah ditunjuk sebagai presiden interim Republik Arab Suriah. Pria ini memimpin kelompok pemberontak yang berhasil menggulingkan Bashar al-Assad pada Desember lalu. Jabatan baru Sharaa mencakup tugas membentuk dewan legislatif sementara dan mewakili Suriah di forum internasional. Selain itu, Ghani juga mengumumkan pembubaran konstitusi 2012 serta semua faksi militer dan badan keamanan era Assad.

Penunjukan Ahmed al-Sharaa Sebagai Pemimpin Sementara

Ahmed al-Sharaa kini menduduki posisi penting setelah sebelumnya memimpin kelompok pemberontak yang menggulingkan rezim Assad. Dalam pertemuan di Damaskus, Hassan Abdel Ghani, seorang komandan militer, mengumumkan bahwa Sharaa akan menjalankan tugas kepresidenan dan mewakili Suriah dalam forum internasional. Sharaa diberi wewenang untuk membentuk dewan legislatif sementara yang akan bertugas hingga adopsi konstitusi baru.

Dengan penunjukan ini, Sharaa harus menavigasi fase transisi politik yang kompleks. Dia harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan stabilitas nasional dan persiapan menuju masa depan. Wewenangnya mencakup pengorganisasian struktur pemerintahan sementara dan mempersiapkan langkah-langkah untuk reformasi sistem politik. Penunjukan ini menandai pergeseran signifikan dalam dinamika kekuasaan di Suriah.

Reformasi Struktural dan Pembubaran Institusi Era Assad

Hassan Abdel Ghani juga mengumumkan serangkaian perubahan struktural penting. Konstitusi tahun 2012 dibubarkan, menandakan awal era baru dalam pemerintahan Suriah. Semua faksi militer dan badan keamanan era Assad akan dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam lembaga negara. Langkah ini bertujuan untuk membangun fondasi baru bagi pemerintahan yang lebih inklusif dan stabil.

Pembubaran Partai Baath, yang telah memerintah Suriah selama beberapa dekade, merupakan salah satu perubahan paling signifikan. Ini menandakan akhir dari dominasi politik yang lama dan membuka jalan bagi reformasi politik yang lebih luas. Integrasi faksi-faksi bersenjata ke dalam struktur pemerintahan baru bertujuan untuk memperkuat kesatuan nasional dan memastikan semua kelompok memiliki representasi dalam proses politik. Perubahan ini diharapkan dapat membawa Suriah ke arah yang lebih demokratis dan stabil.

More Stories
see more