Gaya Hidup
Pilihan Jurusan Kuliah yang Berisiko Tinggi Pengangguran
2024-11-11
Memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan minat dan rencana karier adalah nasihat penting bagi calon mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko menganggur setelah lulus. Namun, tidak semua lulusan perguruan tinggi dapat dengan mudah memasuki pasar kerja. Keterbatasan lapangan pekerjaan, tingginya persaingan, dan ketidakcocokan antara kualifikasi pendidikan dan kebutuhan yang ada menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Pilih Jurusan Kuliah dengan Cermat untuk Masa Depan Cerah
Pengajaran Pendidikan Jasmani: Tantangan Lapangan Kerja yang Terbatas
Jurusan Pengajaran Pendidikan Jasmani memiliki tingkat pengangguran tertinggi, mencapai 56,4 persen. Fokus pada pengajaran dan ilmu olahraga, jurusan ini menghadapi keterbatasan lapangan kerja serta kebutuhan tenaga pengajar yang bisa berubah-ubah. Hal ini membuat banyak lulusannya kesulitan mendapatkan pekerjaan.Meskipun olahraga merupakan bagian penting dalam pendidikan, jurusan ini menghadapi tantangan dalam menyediakan peluang kerja yang stabil bagi lulusannya. Perubahan dalam kebutuhan tenaga pengajar dan terbatasnya lapangan kerja menjadi kendala utama yang harus dihadapi oleh lulusan Pengajaran Pendidikan Jasmani.Layanan Manusia atau HR: Persaingan Ketat dalam Industri yang Kompetitif
Jurusan Layanan Manusia atau HR memiliki angka pengangguran yang tinggi, sebesar 55,6 persen. Meskipun HR memainkan peran krusial dalam perekrutan dan manajemen karyawan, banyak lulusan bersaing ketat dalam industri ini. Selain itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang bagi lulusan baru.Industri HR yang kompetitif dan kebutuhan akan pengalaman khusus membuat lulusan jurusan ini menghadapi tantangan dalam memasuki pasar kerja. Meskipun HR merupakan bidang yang penting, persaingan yang ketat dan tuntutan akan pengalaman seringkali menjadi hambatan bagi lulusan baru.Ilustrasi: Tren Digitalisasi dan Outsourcing Desain Grafis Menjadi Tantangan
Jurusan Ilustrasi memiliki tingkat pengangguran mencapai 54,7 persen. Bidang ini sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap.Industri ilustrasi yang sangat kompetitif, serta perubahan tren dalam desain grafis, menjadi tantangan bagi lulusan jurusan ini. Digitalisasi dan outsourcing desain grafis telah mengubah lanskap industri, membuat banyak lulusan kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil dan berkelanjutan.Peradilan Pidana: Lapangan Kerja yang Terbatas dan Persaingan Ketat
Jurusan Peradilan Pidana juga memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi, yakni 53 persen. Bidang ini bertujuan mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem peradilan, namun lapangan kerja cenderung stabil dan terbatas, sehingga menciptakan persaingan ketat.Meskipun jurusan Peradilan Pidana bertujuan untuk mempersiapkan lulusan bekerja dalam sistem peradilan, namun lapangan kerja yang terbatas dan persaingan yang ketat menjadi tantangan bagi lulusan. Stabilitas dan keterbatasan lapangan kerja dalam bidang ini membuat lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan.Manajemen Proyek: Pengalaman Menjadi Kunci Utama
Jurusan Manajemen Proyek memiliki tingkat pengangguran sebesar 52,8 persen. Walaupun keterampilan manajemen proyek dibutuhkan di banyak industri, perusahaan umumnya mencari tenaga kerja dengan pengalaman, sehingga lulusan baru kesulitan bersaing.Meskipun keterampilan manajemen proyek sangat dibutuhkan, perusahaan cenderung mencari tenaga kerja dengan pengalaman yang relevan. Hal ini menjadi tantangan bagi lulusan baru jurusan Manajemen Proyek, yang harus bersaing dengan kandidat yang memiliki pengalaman lebih luas.