Gaya Hidup
Timnas Indonesia Dijatuhi Sanksi FIFA Akibat Pelanggaran Disiplin
2024-11-11
Jakarta, CNBC Indonesia - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi menjatuhkan tiga sanksi dan satu teguran kepada Tim Nasional (Timnas) Indonesia terkait pelanggaran disiplin yang terjadi selama pelaksanaan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sanksi-sanksi ini merupakan konsekuensi dari insiden-insiden yang terjadi dalam pertandingan melawan Australia, Bahrain, dan China.

Sanksi Tegas FIFA Demi Menjaga Integritas Sepak Bola

Terlambat Memulai Pertandingan

Berdasarkan hasil Sidang Komite Disiplin FIFA, Timnas Indonesia mendapatkan satu peringatan akibat terlambat menggelar pertandingan melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 10 September 2024. Dalam hal ini, FIFA tidak menjatuhkan denda kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).Keterlambatan memulai pertandingan merupakan pelanggaran disiplin yang serius dan dapat mengganggu kelancaran jalannya kompetisi. FIFA menganggap insiden ini sebagai peringatan bagi Timnas Indonesia untuk lebih disiplin dalam mengikuti jadwal pertandingan yang telah ditetapkan.

Denda Akibat Keterlambatan Kick-off

Selanjutnya, FIFA juga menjatuhkan denda sebesar 10.000 Swiss Franc atau sekitar Rp178,8 juta kepada Timnas Indonesia karena menyebabkan kick-off pertandingan melawan China terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan pada 15 Oktober 2024.Keterlambatan kick-off dapat mengganggu ritme pertandingan dan merugikan tim lawan. FIFA menganggap pelanggaran ini cukup serius sehingga perlu dikenakan sanksi denda yang cukup besar. Hal ini bertujuan untuk mendisiplinkan Timnas Indonesia agar lebih tertib dalam mengikuti jadwal pertandingan.

Sanksi Bagi Staf Timnas Indonesia

Selain sanksi bagi tim, FIFA juga menjatuhkan hukuman kepada dua staf Timnas Indonesia, yaitu Manajer Sumardji dan Asisten Pelatih Kim Jong-jin.Sumardji dijatuhi hukuman berupa larangan mendampingi skuad selama satu pertandingan dan denda 5.000 Swiss Franc atau sekitar Rp89,4 juta. Hukuman ini dijatuhkan karena Sumardji dinilai melakukan pelanggaran kode etik dengan melayangkan protes keras terhadap wasit saat pertandingan Bahrain vs Indonesia di Stadion Nasional Bahrain pada 10 Oktober 2024.Sementara itu, Kim Jong-jin mendapatkan sanksi yang lebih berat, yaitu dilarang mendampingi Timnas Indonesia selama empat pertandingan dan didenda 5.000 Swiss Franc. Kim Jong-jin juga dianggap melakukan pelanggaran kode etik yang serupa dengan Sumardji.Sanksi-sanksi ini menunjukkan bahwa FIFA tidak mentolerir perilaku buruk dari pemain maupun staf tim. Mereka harus menjaga sikap dan menghormati keputusan wasit demi menjaga integritas dan fair play dalam sepak bola.

Kontroversi Wasit di Laga Bahrain vs Indonesia

Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah pertandingan antara Indonesia dan Bahrain. Pertandingan ini sempat memanas akibat wasit Ahmed Al Kaf dinilai sangat bias dan tidak adil dalam memimpin jalannya pertandingan.Salah satu kontroversi terjadi saat wasit Al Kaf memberikan tambahan waktu sebanyak enam menit pada babak kedua. Namun, waktu pertandingan justru molor sampai 100 menit, sehingga Bahrain mendapat kesempatan baru untuk mencetak gol penyama kedudukan 2-2 di menit ke-90+9.Selain itu, wasit berusia 41 tahun itu juga kerap memberikan keuntungan bagi tuan rumah Bahrain berupa hadiah pelanggaran yang seharusnya tidak diberikan. Wasit juga tidak memberikan tendangan bebas bagi Indonesia saat Bahrain melakukan pelanggaran.Akibat hal tersebut, para pemain dan staf ofisial Indonesia pun melakukan protes keras kepada seluruh perangkat pertandingan. Rombongan skuad Garuda merasa sangat dirugikan oleh keputusan-keputusan kontroversial wasit Al Kaf.Insiden ini menunjukkan pentingnya peran wasit yang adil dan tidak memihak dalam menjaga integritas pertandingan. Wasit harus mampu membuat keputusan yang tepat dan konsisten demi menjaga fair play di lapangan.Sanksi-sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Timnas Indonesia dan stafnya merupakan upaya untuk mendisiplinkan tim dan menjaga integritas sepak bola. Meskipun berat, hukuman ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia agar lebih profesional dan bertanggung jawab dalam mengikuti kompetisi internasional.
More Stories
see more