Gaya Hidup
Senin, Hari Tahun Baru, dan Risiko Bunuh Diri yang Meningkat
2024-11-11
Sebuah analisis global mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus kematian akibat bunuh diri lebih sering terjadi pada hari Senin dibandingkan hari lainnya dalam seminggu. Selain itu, risiko bunuh diri juga meningkat pada Hari Tahun Baru. Penelitian ini menyoroti pola-pola yang dapat membantu mengidentifikasi periode-periode berisiko tinggi dan memungkinkan penyediaan dukungan yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan.

Menguak Tren Bunuh Diri di Seluruh Dunia

Puncak Bunuh Diri pada Hari Senin

Hasil analisis global selama hampir empat dekade menemukan bahwa meskipun semua negara menunjukkan risiko bunuh diri mencapai puncaknya pada hari Senin, terdapat perbedaan regional yang signifikan di seluruh dunia. Di negara-negara Amerika Utara, Asia, dan Eropa, kasus bunuh diri jarang terjadi pada akhir pekan. Sebaliknya, kasus bunuh diri justru meningkat pada akhir pekan di Amerika Selatan dan Tengah, Finlandia, serta Afrika Selatan.Faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab tren ini antara lain peningkatan tekanan kerja pada awal pekan, konsumsi alkohol yang lebih tinggi selama akhir pekan, serta isolasi sosial di sekitar hari libur, terutama bagi kaum laki-laki. Namun, peneliti mengakui masih belum dapat menjelaskan secara pasti apa yang mendorong pola-pola ini.

Risiko Bunuh Diri Meningkat saat Tahun Baru

Selain hari Senin, penelitian juga menemukan bahwa risiko bunuh diri meningkat pada Hari Tahun Baru. Asisten profesor psikologi sosial di University of Nottingham, Brian O'Shea, menjelaskan bahwa peningkatan risiko ini sebagian disebabkan oleh rasa takut atau cemas yang terkadang menyertai mabuk."Mungkin hal yang paling logis adalah orang minum lebih banyak dari biasanya pada Tahun Baru. Jika Anda sudah menghadapi beberapa tekanan emosional dan juga penarikan fisiologis dari alkohol, itu dapat bertambah parah dan berpotensi mendorong Anda melewati batas," kata O'Shea.Tingkat risiko bunuh diri pada Hari Tahun Baru juga bervariasi di antara negara-negara. Risiko terlemah ditemukan di Jepang, sementara risiko terkuat ada di Chili. Penelitian juga meneliti dampak Hari Tahun Baru Imlek di Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan, dan menemukan bahwa risiko bunuh diri hanya turun di Korea Selatan pada tanggal tersebut.

Pola Bunuh Diri pada Hari Libur Lainnya

Sementara itu, tidak ada kesimpulan global yang jelas terkait risiko bunuh diri pada Hari Natal. Angka bunuh diri pada Hari Natal biasanya meningkat di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan serta Afrika Selatan, namun menurun di negara-negara Amerika Utara dan Eropa.Secara umum, angka bunuh diri sedikit menurun pada hari libur nasional lainnya, meskipun terkadang meningkat satu atau dua hari kemudian. Para peneliti berpendapat bahwa ikatan keluarga dan sosial yang lebih kuat dapat membantu menjelaskan risiko bunuh diri yang lebih rendah pada sekitar hari libur, tetapi diperlukan lebih banyak studi untuk memahami pola-pola ini secara lebih komprehensif.

Faktor-faktor Sosial-Budaya yang Memengaruhi

Psikolog klinis dan peneliti pencegahan bunuh diri di Paracelcus Medical University Austria, Martin Ploderl, menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti alkohol, isolasi, dan stres kerja dapat memiliki tingkat kepentingan yang berbeda di setiap negara, tergantung pada keyakinan agama, waktu hari libur besar, dan harapan seputar keseimbangan kehidupan kerja."Kita perlu mencermati lebih dekat faktor-faktor sosial-budaya yang berbeda di berbagai wilayah," kata Ploderl. Ia menambahkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang hari libur mana yang berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri dapat membantu penyedia layanan kesehatan mental menyesuaikan dukungan yang diberikan.Secara keseluruhan, temuan penelitian ini dapat memperkuat argumen untuk menambah staf hotline pencegahan bunuh diri dan sumber daya darurat lainnya pada periode-periode berisiko tinggi, seperti Hari Tahun Baru. Dengan mengetahui pola-pola ini, diharapkan dapat membantu mengurangi angka kematian akibat bunuh diri.
More Stories
see more