Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menunjukkan bahwa ada ruang untuk penurunan suku bunga acuan atau BI Rate. Hal ini diikuti oleh pemangkasan 25 basis poin yang dilakukan pada Januari 2025. Perry mengamati bahwa inflasi diperkirakan akan tetap rendah pada tahun 2025 dan 2026, sehingga bank sentral dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong ekonomi lebih lanjut. Bank Indonesia akan terus memantau kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasaran dan stabilitas nilai tukar, serta mencermati potensi penurunan suku bunga lebih lanjut.
Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga inflasi dalam batas yang ditetapkan dan memastikan stabilitas nilai tukar. Perry menekankan bahwa bank sentral akan terus mengarahkan kebijakan moneter dengan cermat, memperhatikan dinamika ekonomi global dan nasional. Dengan prakiraan inflasi yang rendah pada tahun 2025 dan 2026, BI melihat peluang untuk melakukan penyesuaian suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Langkah-langkah kebijakan moneter ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan mendukung. Evaluasi secara berkala akan dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan kondisi terkini. Perry juga menyatakan bahwa BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan nasional, serta mengevaluasi dampak dari setiap penyesuaian suku bunga. Tujuan utama adalah untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga serta nilai tukar mata uang.
Berdasarkan proyeksi yang lebih rendah untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025, Bank Indonesia melihat momen ini sebagai kesempatan tepat untuk menurunkan suku bunga. Proyeksi pertumbuhan ekonomi diperbarui menjadi 4,7% hingga 5,5%, dengan titik tengah sebesar 5,1%. Ini menunjukkan perlunya intervensi moneter untuk mendorong ekonomi agar tumbuh lebih baik. Perry menegaskan bahwa penurunan suku bunga dapat membantu menciptakan cerita pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat merangsang investasi dan konsumsi, serta meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Perry juga menekankan bahwa evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas langkah-langkah yang diambil. Dengan demikian, BI berusaha menciptakan kondisi yang mendukung bagi sektor riil dan finansial, serta memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Bank Indonesia untuk memainkan peran aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.