Pasar
PPN Naik, Dampak Terhadap Daya Beli dan Strategi Bank Lokal
2024-12-20
Dalam perspektif ekonomi nasional, rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi isu yang signifikan. Para ahli dan pelaku industri keuangan menyoroti potensi dampak negatif terhadap daya beli masyarakat serta permintaan kredit konsumen. Meski demikian, bank-bank lokal telah merumuskan berbagai strategi untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan pertumbuhan yang stabil.

Mengantisipasi Tantangan Ekonomi dengan Strategi Inovatif

Peningkatan Harga Barang dan Jasa Mengurangi Permintaan Kredit

Pertama, peningkatan PPN akan berdampak langsung pada harga barang dan jasa, yang kemudian menekan daya beli masyarakat. Direktur Kepatuhan di salah satu bank swasta, Efdinal Alamsyah, menjelaskan bahwa konsumen dapat mengurangi permintaan kredit konsumer seperti KPR atau KKB. Ini merupakan tantangan bagi sektor perbankan, tetapi juga peluang untuk inovasi.Bank harus mencari cara baru untuk menjaga tingkat permintaan kredit tetap tinggi. Misalnya, melalui penawaran produk pinjaman dengan suku bunga rendah atau program cicilan fleksibel. Selain itu, bank dapat mengoptimalkan layanan digital mereka untuk memberikan akses lebih mudah kepada konsumen dalam mendapatkan informasi dan pengajuan kredit.

Tantangan Penjualan Properti dan Strategi Adaptasi

Kedua, kenaikan PPN juga berpotensi mempengaruhi pasar properti, khususnya penjualan properti primer. Welly Yandoko, Executive Vice President Consumer Loan di PT Bank Central Asia Tbk., menyatakan bahwa developer properti akan menghadapi kenaikan biaya bahan bangunan, sementara kondisi ekonomi yang tidak pasti bisa menurunkan daya beli masyarakat.Namun, BCA optimis dapat bertumbuh dengan baik melalui kolaborasi antara bank dan mitra penjualannya. Mereka akan terus mengadakan acara seperti pameran properti dan menawarkan program suku bunga menarik. Bank ini juga berencana untuk masuk ke semua segmen pasar, mulai dari individu berkepentingan tinggi hingga pasar massal, sehingga seluruh kebutuhan finansial nasabah dapat terpenuhi.

Insentif Pemerintah Mendukung Permintaan KPR

Ketiga, insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti diperpanjang hingga akhir 2025. Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Ramon Armando, mengungkapkan bahwa insentif tersebut memberikan diskon PPN 100% pada semester pertama 2025 dan 50% pada semester kedua. Rumah adalah kebutuhan dasar bagi banyak orang, sehingga pembelian rumah sering kali tidak dapat ditunda.BTN juga menemukan bahwa sekitar satu juta pasangan baru di Indonesia setiap tahunnya membutuhkan rumah. Dengan adanya insentif ini, bank berharap permintaan KPR tetap meningkat. Selain itu, BTN akan fokus pada segmentasi pasar yang tepat untuk memaksimalkan manfaat insentif tersebut.

Strategi Bank Daerah Menghadapi Risiko Kredit Bermasalah

Terakhir, Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) mengalihkan fokus ke segmen lain untuk menghindari kualitas kredit memburuk. Direktur Utama BJTM, Busrul Iman, mengakui bahwa kenaikan PPN memiliki beberapa dampak potensial, termasuk penurunan daya beli nasabah yang dapat meningkatkan risiko kredit bermasalah.Untuk mengatasi hal ini, BJTM akan mengalokasikan kredit produktif kepada sektor-sektor yang mendapat dukungan dari program pemerintah, seperti makan bergizi gratis, dengan pemberian kredit jangka pendek. Selain itu, bank akan melakukan ekspansi kredit di sektor konsumtif lebih besar, utamanya kredit multiguna. Dengan strategi adaptasi ini, BJTM berharap dapat meminimalisir risiko dan mempertahankan kualitas kredit.
More Stories
see more